Jakarta, warnaberita.com - Asisten Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Monalisa H. Rumayar menyampaikan, pemerintah berkomitmen memperkuat pembangunan manusia yang tangguh dan berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Monalisa dalam ajang Launching Indonesian CSR Awards (ICA) dan Indonesian SDGs Awards (ISDA) 2025, yang diselenggarakan oleh Corporate Forum for CSR Development (CFCD), di Jakarta.
Monalisa menjelaskan bahwa Kemenko PMK mengoordinasikan sejumlah program strategis nasional dalam Asta Cita dan Quick Wins 2025, seperti percepatan penurunan stunting, penanggulangan bencana dan konflik sosial, serta penguatan karakter bangsa.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025
"Pembangunan manusia tidak hanya dimulai dari bangku sekolah, tetapi sejak fase pra-natal, masa anak-anak, remaja, usia produktif, hingga lansia. Intervensi harus dilakukan secara terintegrasi dalam seluruh siklus kehidupan," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam menjawab berbagai isu strategis, termasuk percepatan penurunan stunting melalui intervensi spesifik seperti penguatan gizi, serta intervensi sensitif berupa peningkatan akses air bersih, sanitasi layak, dan layanan kesehatan dasar yang merata.
Monalisa mengingatkan pentingnya membangun infrastruktur dan ekonomi dengan mempertimbangkan mitigasi risiko bencana. Pendekatan Build Back Better, Safer, and Sustainability disebutnya harus menjadi prinsip penting dalam pembangunan dan melindungi masyarakat dari risiko bencana.
Baca Juga: Pemkab dan Polres Badung Solid Tertibkan Tempat Hiburan Malam
"Kemenko PMK mendorong integrasi kebijakan pembangunan dengan upaya mitigasi risiko bencana sebagai bentuk perlindungan terhadap investasi pembangunan dan perlindungan terhadap kehidupan masyarakat," ungkapnya.
Mengusung tema Responsible Business in Action: CSV and ESG as Pillars of Sustainable Transformation, kegiatan ini menjadi momentum penguatan peran dunia usaha dalam menciptakan nilai bersama dan mendorong pembangunan berkelanjutan.
Sebagai langkah konkret, Kemenko PMK bersama mitra multipihak menginisiasi program Pasar Penyintas Bencana di wilayah-wilayah terdampak seperti Lumajang, Palu, Sleman, dan Cianjur. Program ini tidak hanya menjadi ruang ekonomi bagi penyintas, tetapi juga wadah inovasi, kreativitas, dan kemandirian berbasis kearifan lokal. (*)