Jakarta, warnaberita.com - Di tengah perubahan dunia bisnis yang pesat, banyak perusahaan menghadapi tantangan besar, termasuk kemajuan teknologi seperti Generative AI (GenAI).
Menurut survei Global Workforce Hopes & Fears oleh PwC tahun 2024, tuntutan transformasi tersebut membuat 76% pekerja Indonesia mengalami perubahan signifikan dalam peran mereka selama setahun terakhir.
Menariknya, 91% dari mereka menunjukkan kesiapan untuk beradaptasi.
Baca Juga: Jadi "Jantung" Operasional Kesehatan Haji, Ini Fasilitas Penunjang KKHI
Keberhasilan adaptasi ini bergantung pada kepemimpinan transformatif yang mendorong pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan.
Survei ini juga menunjukkan bahwa karyawan yang berencana pindah kerja dalam 12 bulan ke depan cenderung 1,5 kali lebih memprioritaskan peningkatan keterampilan (upskilling).
Inilah yang melatarbelakangi Monash University, Indonesia dalam menyelenggarakan HR Gathering 2025 dengan tema “Embracing New Ideas: How Innovation Drives Progress”.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025
Para pembicara dan peserta sepakat bahwa inovasi merupakan kebutuhan mendesak untuk menjaga relevansi dan daya saing perusahaan di era yang bergerak cepat.
Prof. Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President Monash University, Indonesia, mengatakan, Monash University, Indonesia berkomitmen menjembatani dunia akademisi dan industri melalui kolaborasi dan dialog.
"HR Gathering 2025 mencerminkan visi kami untuk mendorong thought leadership di era ketika perusahaan harus terus berinovasi untuk bertahan dan berkembang. Acara ini bukan hanya tempat untuk membangun jejaring, tetapi juga ruang untuk berbagi ide dan menciptakan kemajuan bersama," katanya.
Baca Juga: Pemkab dan Polres Badung Solid Tertibkan Tempat Hiburan Malam
Bagi para praktisi HR, mendukung peningkatan kompetensi karyawan melalui program pendidikan pascasarjana bisa menjadi langkah strategis.
Program semacam ini membekali pekerja dengan keterampilan dan pola pikir yang relevan untuk bertahan dan berkembang di tengah dinamika industri.
Monash University, Indonesia, melalui program seperti Master of Business Innovation, memfasilitasi diskusi ini untuk membantu praktisi HR tetap relevan dengan perubahan dunia bisnis dan ketenagakerjaan.
Baca Juga: Pemkab Badung Bahas Ini Bersama Kemendagri dan Tim ORBIS Internasional
HR Gathering 2025 menegaskan komitmen Monash dalam menjembatani pendidikan tinggi dan industri.
Program ini dirancang untuk membekali profesional dengan keterampilan kepemimpinan masa depan, pemikiran kreatif, dan kemampuan problem-solving yang sesuai dengan kebutuhan bisnis modern.
Komitmen ini tercermin dalam sesi talk show bertajuk “The Adaptive Leader: How to Lead in an Age of Uncertainty”, yang menghadirkan pembicara seperti, Fajri Aryuanda (VP PLN Icon Plus), Hendro Triendarto (VP, Bank Mandiri), Mario Kristiono (PT Paragon Innovation) dan Sagita Pratiwi Wacik (Commercial HRBP Director, Danone).
Baca Juga: Badung Kirim 1.501 Kontingen Ikuti Porjar Bali 2025
Mereka menekankan pentingnya kepemimpinan adaptif untuk menghadapi ketidakpastian.
"Pemimpin masa kini harus proaktif, fleksibel, empatik, dan berkomitmen pada pembelajaran berkelanjutan," tegasnya.
Dr. Yessy Perangin-Angin, Associate Professor dan Koordinator Program Master of Business Innovation and Master of Global Business, Monash University, Indonesia, mengatakan, inovasi bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sudah menjadi pola pikir dan kemampuan yang wajib ada di setiap tingkat dalam perusahaan.
"Melalui program Master of Business Innovation, kami membekali para profesional dengan keterampilan untuk memimpin secara adaptif, berpikir kreatif, dan percaya diri dalam menghadapi berbagai perubahan," imbuhnya. (*)