Arab Saudi, warnaberita.com - Kepala BPOM Taruna Ikrar bertolak ke Arab Saudi bersama rombongan Amirul Hajj Indonesia untuk mengawal pelaksanaan ibadah Haji 1446 H/2025.
Amirul Hajj Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar membawa misi pemerintah untuk memastikan jamaah haji Indonesia memperoleh pelayanan terbaik selama menjalankan ibadah haji.
Dalam misi ini, BPOM secara khusus memegang peran dalam memastikan keamanan pangan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci. Hal ini menjadi tantangan tersendiri, mengingat konsumsi akan diberikan kepada jemaah haji Indonesia yang berjumlah lebih dari 240.000 orang, dengan komposisi 63—67% jemaah Indonesia merupakan kelompok usia lanjut dengan riwayat penyakit kronis.
Baca Juga: Antisipasi Serangan Panas saat Armuzna, Berikut Tipsnya
Belum lagi kondisi suhu ekstrem yang tengah berlangsung di Saudi menjadi pertimbangan untuk penyiapan kondisi penyimpanan pangan, yang berpotensi memengaruhi kualitas dan masa simpan pangan.
Sebelum keberangkatan haji tahun 2025, Kepala BPOM telah melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) Saudi Food and Drug Authority (SFDA) Hisham S. Aljadhey. Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyepakati pentingnya upaya untuk memastikan keamanan makanan dan minuman bagi jemaah haji Indonesia memenuhi standar keamanan dan layak untuk dikonsumsi.
Oleh karena itu, Pemerintah Arab Saudi memberikan kepercayaan kepada BPOM untuk melakukan pengawasan terhadap pangan konsumsi, yang meliputi pengawasan terhadap pangan siap saji serta pangan kemasan, yang disiapkan bagi jemaah Indonesia. Dalam hal ini, BPOM juga bekerja sama dengan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan tim kesehatan haji Indonesia untuk memastikan pengawasan keamanan pangan dapat terlaksana dengan baik.
Baca Juga: Jelang Puncak Haji, Indonesia-Malaysia Perkuat Sinergi
Taruna Ikrar menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang baik antara otoritas Arab Saudi dan Indonesia dalam hal pengawasan pangan dan obat selama penyelenggaraan ibadah haji. “Kami sangat menghargai komitmen SFDA dalam menjaga kualitas konsumsi jemaah. Ini sangat penting, terutama saat memasuki masa puncak haji, untuk menjamin ibadah berlangsung lancar, sehat, dan khusyuk,” ujar Taruna Ikrar.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Agama Nasaruddin Umar turut memberikan apresiasi atas langkah aktif yang diambil Kepala BPOM dalam memastikan kualitas konsumsi jemaah haji Indonesia. Menurutnya, pengawasan ketat terhadap makanan, minuman, dan obat-obatan merupakan bentuk nyata dari pelayanan prima kepada jemaah.
"Kami sangat menekankan pentingnya aspek kesehatan dalam ibadah haji. Pemerintah ingin memastikan bahwa seluruh makanan, minuman, dan obat-obatan yang dikonsumsi jemaah Indonesia telah melalui proses pengawasan yang ketat dan sesuai standar internasional. Kolaborasi BPOM dengan SFDA adalah langkah strategis demi keselamatan dan kenyamanan jamaah," tegas Nasaruddin.
Baca Juga: Rayakan Dirimu di Bulan Juni dengan "Stop Dreaming, Start Living" bersama Piaggio
Dalam kesempatan ini, Kepala BPOM juga melakukan pertemuan diplomasi dengan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Pada Minggu (1/6/2025), Kepala BPOM bersama Menteri Agama RI bertemu dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi Fahad Abdulrahman AlJalajel.
Pertemuan tersebut menyepakati mengenai pemanfaatan sarana Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk dapat kembali beroperasi dan memberikan layanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia yang memerlukan.
Sebelumnya, KKHI tidak dapat beroperasi pasca adanya regulasi Pemerintah Arab Saudi yang mengharuskan jemaah haji yang sakit dirawat di rumah sakit Arab Saudi.
Baca Juga: Pacu Daya Saing Global, Kemenperin Dukung Industri Mamin Gandeng Mitra Internasional
Pascanegosiasi, Kepala BPOM turut mendampingi Menteri Agama hadir dan meninjau langsung ketersediaan dan kesiapan sarana-prasarana KKHI untuk memberikan layanan kesehatan bagi jemaah haji Indonesia.
Taruna Ikrar menegaskan kembali komitmennya bahwa BPOM juga akan mengawal keamanan pangan yang akan disajikan selama jemaah haji menjalani masa perawatan di KKHI.
Ke depannya, Taruna Ikrar memastikan bahwa BPOM akan terus menjalin kerja sama dengan otoritas Arab Saudi melalui program pelatihan maupun pertukaran informasi teknis untuk meningkatkan kapasitas petugas BPOM dalam memastikan keamanan dan kelayakan pangan bagi jemaah haji Indonesia.
Baca Juga: Di Tengah Fase Kontraksi, Pelaku Industri Manufaktur RI Masih PD Tambah Tenaga Kerja
BPOM juga berencana mengembangkan protokol respons darurat dalam penanganan insiden terkait keamanan pangan selama masa ibadah haji. Protokol ini termasuk menyediakan unit inspeksi mobile di Arab Saudi dan prosedur penarikan pangan yang bermasalah dalam konteks penyediaan konsumsi bagi jemaah haji.
Selain itu, Taruna Ikrar juga menyampaikan pesan kesehatan terkait bahaya heat stroke atau sengatan panas bagi seluruh jemaah haji Indonesia maupun petugas haji yang berada di Tanah Suci. Suhu udara di Mekkah, terutama pada siang hari, dapat mencapai 500C. Kondisi ini dapat menyebabkan heat stroke, yaitu saat tubuh kehilangan kemampuan untuk mengontrol suhu, menyebabkan suhu tubuh meningkat hingga 400C atau lebih.
“Heat stroke ini adalah kondisi medis serius yang bisa berakibat fatal, jika tidak segera ditangani, terutama bagi jemaah lanjut usia, penderita penyakit kronis, serta mereka yang melakukan aktivitas fisik tinggi saat melaksanakan ibadah,” tukas Taruna Ikrar.
Untuk itu, Taruna Ikrar mengimbau para jemaah untuk dapat mengenali gejala awal heat stroke. Gejala yang perlu diwaspadai meliputi sakit kepala hebat, mual, kulit memerah dan panas, denyut nadi cepat, kebingungan mental, hingga kehilangan kesadaran.
“Pastikan jemaah mencukupi asupan cairan hariannya; hindari aktivitas berat, terutama antara pukul 10.00—15.00 waktu setempat; serta gunakan pelindung seperti payung atau topi lebar. Segera lapor ke petugas kesehatan, jika merasa kondisi badan sudah tidak fit atau tidak sehat,” pesan Taruna Ikrar. (*)