Jakarta, warnaberita.com - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus berupaya memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan nasional.
Serangkaian langkah konkret untuk meningkatkan produksi pangan nasional dan mengakselerasi hilirisasi komoditas unggulan, telah didiskusikan bersama oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto pada Rapat Koordinasi Kementerian Pertanian, Kemdiktisaintek, dan Angkatan Laut, serta para peneliti terkait Pengembangan Budidaya Gandum, Bawang Putih, Kedelai, dan Jagung, Rabu (28/5/2025).
“Kami sudah alokasikan tim dan anggaran, beberapa perguruan tinggi sudah melakukan penelitian, ada varietas-varietas unggul, yang ini kita kemarin sudah data. Tentu nanti kita akan lihat mana yang akan bisa kita uji-cobakan, kalau memang tentu kita perlu naikkan, kita akan juga coba naikkan kapasitas produksinya,” papar Brian.
Baca Juga: Jadi "Jantung" Operasional Kesehatan Haji, Ini Fasilitas Penunjang KKHI
Pada agenda ini yang menjadi fokus utama adalah adalah pembentukan konsorsium riset strategis nasional yang juga dapat berdampak langsung pada kesejahteraan petani dengan melibatkan peran perguruan tinggi di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, Teknologi, Kementerian Pertanian, dan dunia industri.
“Kami berharap nantinya kita bisa membentuk empat klaster. Dari setiap klaster itu ada peneliti dari kampus-kampus yang memang selama ini sudah meneliti bidang itu. Tetapi kita ingin ada dari pihak industri maupun Kementerian Pertanian yang masuk ke dalam tim itu juga, kenapa? Supaya arahnya dan juga case-case real,” ungkap Brian.
Keterlibatan perguruan tinggi pada misi ini adalah bentuk implementasi dari program Diktisaintek Berdampak, bagaimana nantinya hasil riset yang optimal bisa menopang percepatan swasembada dan hilirisasi pangan, dalam hal ini yang akan dikawal langsung Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) Kemdiktisaintek.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan 1 Zulhijah 1446 H Jatuh pada 28 Mei 2025
“Kami melibatkan 225 pakar dari 54 perguruan tinggi. Hari ini yang kami undang sebetulnya tidak hanya empat komoditas tadi yang prioritas dari aspek importasi dan kenaikan produktivitas,” tambah Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman.
Arah riset dalam bidang agribisnis yang akan digagas melalui Kemditisaintek yaitu model bisnis dan keterlibatan pihak ketiga harus berdasarkan output, kemudian adanya klasterisasi dan pendekatan teritorial, adanya pemetaan logistik dan infrastruktur, keterlibatan perguruan tinggi dan adanya inovasi, serta dibangunnya sistem kelembagaan dan skema pembiayaan.
Kementerian Pertanian menyatakan komitmennya untuk mendukung penuh inisiatif ini, termasuk menyediakan anggaran, alat, benih unggul, dan lahan uji coba.
Baca Juga: Pemkab dan Polres Badung Solid Tertibkan Tempat Hiburan Malam
TNI Angkatan Laut turut melaporkan keberhasilan uji coba penanaman pada beberapa komoditas.
“Insyaallah tahun depan mudah-mudahan tidak ada iklim yang ekstrem yang kita hadapi. Nah kita masuk pada tiga komoditas, empat komoditas yang kita diskusikan. Diskusi ini luar biasa, dan ini jujur yang kami impikan dari dulu, bahwa perguruan tinggi pencetus ide, pemerintah sebagai regulator, kemudian pengusaha industri yang mengembangkan, mengeksekusi menjadi lebih besar,” ujar Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.
Skema pendanaan penelitian akan mengandalkan dana APBN, pemerintah menjamin hak kekayaan intelektual dan royalti bagi peneliti, serta mendorong hasil riset untuk dipatenkan dan dikomersialkan melalui BUMN atau industri dalam negeri.
Langkah kolaborasi antar kementerian/lembaga ini merupakan bagian dari visi besar Presiden untuk menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan dan eksportir komoditas strategis dunia.
Baca Juga: Pemkab Badung Bahas Ini Bersama Kemendagri dan Tim ORBIS Internasional
Diharapkan sinergi ini mampu menjawab tantangan birokrasi, mempercepat proses hilirisasi, dan memperkuat daya saing nasional dalam sektor pertanian dan pangan. (*)