Madinah, warnaberita.com - Di tengah kesibukan ibadah haji yang menuntut kondisi fisik dan mental yang prima, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik di Makkah maupun Madinah, berdiri sebagai benteng kesehatan bagi jemaah haji asal Indonesia.
Tak hanya menyediakan layanan dokter dan perawat, KKHI juga diperkuat oleh serangkaian layanan penunjang medik yang terstandardisasi dan terintegrasi.
“Layanan-layanan penunjang medik ini merupakan ‘jantung’ operasional untuk memastikan diagnosis yang akurat, terapi yang efektif, dan pemulihan yang komprehensif bagi setiap jemaah yang membutuhkan bantuan medis,” ungkap Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo.
Baca Juga: Wamen UMKM Sebut Akses Pembiayaan UMKM Jadi Tantangan Tersendiri
1. Radiologi: Dukungan X-Ray untuk Diagnosis Akurat
KKHI dilengkapi dengan fasilitas radiologi dasar yang vital untuk diagnosis cepat. Alat rontgen yang tersedia sangat membantu dalam mendeteksi kondisi seperti fraktur (patah tulang), dislokasi, atau dugaan infeksi paru-paru seperti pneumonia yang seringkali menjadi ancaman di tengah kerumunan.
Keberadaan radiologi di KKHI memungkinkan dokter dan perawat mendapatkan gambaran internal tubuh jemaah dengan cepat. Selain itu, layanan radiologi ini sangat krusial untuk kasus trauma atau keluhan pernapasan, dapat membantu petugas yang berjaga untuk mengambil keputusan untuk rawat inap atau dirujuk ke RS Arab Saudi.
2. Laboratorium: Deteksi Dini Kunci Penanganan Optimal
Bagian laboratorium medis adalah salah satu layanan penunjang paling sibuk di KKHI. Dengan kemampuan melakukan pemeriksaan darah rutin seperti SGOT/SGPT, ureum kreatinin, asam urat, kolesterol, glukosa, rapid test troponin, urin rutin, dan elektrolit.
Baca Juga: Festival Ogoh-ogoh Membangun Karakter Anak Melalui Budaya Lokal
Setiap jemaah yang datang dengan gejala demam, lemas, atau gangguan pencernaan, seringkali memerlukan pemeriksaan laboratorium. Hasil yang cepat dan akurat memungkinkan dokter dan perawat untuk segera mengidentifikasi penyebab penyakit dan menentukan regimen pengobatan yang paling sesuai.
3. Gizi: Dukungan Nutrisi untuk Pemulihan dan Pencegahan
Layanan gizi di KKHI memegang peranan penting dalam proses penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan jemaah. Dokter spesialis gizi klinis dan nutrisionis yang bertugas mengevaluasi status nutrisi jemaah dan menyusun rencana diet yang sesuai, terutama bagi mereka yang dirawat inap atau memiliki penyakit kronis.
Asupan nutrisi yang tepat sangat vital untuk mempercepat pemulihan dan menjaga daya tahan tubuh jemaah. Di sisi lain, dilakukan pula edukasi gizi dan memastikan jemaah mendapatkan makanan yang sesuai dengan kondisi medisnya, yang kadang terabaikan di tengah padatnya ibadah.
Baca Juga: Masuki Usia 30, Telkomsel Evolusi SIMPATI
4. Rekam Medis: Jejak Kesehatan yang Terintegrasi
Bagian rekam medis adalah pusat informasi kesehatan jemaah. Setiap riwayat medis, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan terapi dicatat secara sistematis. Sistem rekam medis yang terkomputerisasi memastikan data jemaah dapat diakses dengan cepat dan akurat oleh seluruh tim medis, memudahkan koordinasi perawatan dan kontinuitas layanan.
Rekam medis adalah ‘memori’ perjalanan kesehatan jemaah selama di Tanah Suci dan KKHI. Adanya data yang lengkap dan tersimpan, dapat dilakukan catatan perkembangan kondisi dan penanganan medis jemaah
5. Farmasi dan Apotek: Ketersediaan Obat yang Aman dan Terjamin
Pelayanan kefarmasian dan apotek di KKHI memastikan ketersediaan obat-obatan yang lengkap dan aman. Mulai dari obat-obatan esensial, obat penyakit kronis, hingga alat kesehatan dasar, semuanya terkelola dan terstandardisasi.
Baca Juga: Pemkot Denpasar Gelar Sertifikasi Kompetensi Tenaga Kerja Hotel dan Restoran
Tim kefarmasian juga memberikan konseling kepada jemaah mengenai cara penggunaan obat yang benar, dosis, dan potensi efek samping.
6. Fisioterapi: Mengembalikan Mobilitas dan Kebugaran
Layanan fisioterapi sangat dibutuhkan oleh jemaah yang mengalami masalah muskuloskeletal, kelelahan otot, atau pasca cedera. Fisioterapis membantu jemaah melalui berbagai modalitas terapi, seperti terapi fisik, latihan terapeutik, dan edukasi postur, untuk mengurangi nyeri, mengembalikan fungsi gerak, dan meningkatkan kebugaran.
7. CSSD (Central Sterile Supply Department): Jaminan Sterilisasi Alat Medis
Meskipun sering tak terlihat, CSSD adalah bagian krusial yang menjamin kesterilan alat-alat medis. Semua instrumen bedah minor, alat perawatan luka, dan peralatan medis lainnya melewati proses sterilisasi yang ketat di CSSD sebelum digunakan kembali.
Baca Juga: Bedah Buku Jaya Prana Layonsari, Pemerintah Buleleng Dorong Literasi Lewat Kearifan Lokal
Hal ini adalah jaminan keamanan dan pencegahan infeksi di lingkungan KKHI. Setiap alat yang digunakan pada jemaah harus dipastikan steril sepenuhnya untuk mencegah penyebaran bakteri atau virus.
8. Elektromedik: Pemeliharaan Teknologi Kesehatan
Petugas elektromedik KKHI bertanggung jawab atas pemeliharaan, perbaikan, dan kalibrasi semua peralatan medis elektronik di KKHI, mulai dari alat diagnostik hingga perangkat terapi.
Keberadaan petugas ini memastikan bahwa semua peralatan berfungsi optimal dan memberikan hasil yang akurat, sehingga pelayanan kesehatan tidak terganggu. Setiap alat, mulai dari EKG hingga alat laboratorium, harus dipastikan bekerja dengan presisi agar diagnosis dan terapi yang diberikan benar-benar efektif.
"Dengan dukungan lengkap dari layanan penunjang medik ini, KKHI tidak hanya menjadi pusat perawatan tingkat pertama yang utama bagi jemaah haji Indonesia, tetapi juga ekosistem kesehatan yang komprehensif,” tutup Liliek. (*)