Jakarta, warnaberita.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar membagikan 300 bibit pohon buah dalam kegiatan Car Free Day (CFD) Syiar Muharam 1447 H yang digelar Kementerian Agama di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Minggu (22/6).
Aksi ini menjadi simbol pembuka dari rangkaian Peaceful Muharam 1447 H bertema “Damai Bersama Manusia dan Alam”.
Bibit pohon yang dibagikan terdiri atas 100 bibit Lemon, 100 bibit Jambu Kamaika, 50 bibit Sawo Duren, dan 50 bibit alAlkesa. Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Menteri Agama kepada perwakilan peserta dari Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI), didampingi oleh Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i, Sekretaris Jenderal Kemenag Kamaruddin Amin, dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad.
Baca Juga: Presiden Instruksikan Tambah 100 Sekolah Rakyat, Kemensos Minta Dukungan Pemda
“Di depan kita ada bibit pohon, inilah yang akan menghijaukan Indonesia. Menghijaukan artinya menyegarkan, bukan layu dan kuning,” ujar Menag Nasaruddin saat melepas peserta CFD dari halaman Kantor Kemenag.
Menurut Menag, isu lingkungan saat ini menjadi agenda nasional yang harus melibatkan seluruh sektor, termasuk bidang keagamaan. Gerakan penghijauan melalui CFD ini menunjukkan komitmen Kementerian Agama terhadap gerakan hijau berbasis nilai.
Ia menjelaskan bahwa Kementerian Agama saat ini tengah mencanangkan penguatan ekoteologi sebagai salah satu dari delapan program prioritas atau Asta Prioritas. Program ini dinilai strategis di tengah meningkatnya ancaman krisis iklim global.
Baca Juga: Menperin Apresiasi Industri Mainan di Kendal Ekspor Senilai Rp 11 Miliar ke AS
“Indonesia harus terdepan dalam pelestarian lingkungan dan itu harus berangkat dari pemahaman serta kesadaran keagamaan akan pentingnya merawat bumi,” jelas Menag.
Menag menambahkan bahwa semua agama memiliki ajaran kuat mengenai pelestarian lingkungan. “Di Islam ada konsep khilafah yang harus dipahami manusia sebagai pelestari alam raya. Ada ajaran Tri Hita Karana dalam Hindu, Laudato Si’dalam Katolik, dan banyak nilai sejenis dalam ajaran agama lain,” paparnya. (*)