Jakarta, warnaberita.com - Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (Busan) menyampaikan, Indonesia berkomitmen untuk menempuh jalur diplomasi dan negosiasi, merespons penerapan tarif unilateral Amerika Serikat (AS).
Pemerintah Indonesia memilih pendekatan ini untuk mencari solusi yang saling menguntungkan. Menurut Mendag Busan, pemberian tarif balasan akan mengeskalasi situasi dan hanya akan merugikan masyarakat serta negara-negara yang terlibat.
Pernyataan dimaksud disampaikan Mendag Busan di Pertemuan Khusus Para Menteri Ekonomi ASEAN (Special ASEAN Economic Minister Meeting).
Baca Juga: Menekraf Dukung Lisensi Merek Lokal Jadi Solusi Perlindungan Kekayaan Intelektual
Pertemuan yang dilaksanakan secara daring pada Kamis, (10/4), membahas kebijakan tarif baru AS.Kebijakan tersebut diumumkan Presiden AS pada 2 April 2025 yang kemudian ditangguhkan implementasinya oleh Pemerintah AS pada 9 April 2025.
“Indonesia tetap berkomitmen penuh untuk menempuh jalur diplomasi dan negosiasi demi mencari solusi saling menguntungkan. Indonesia juga berkomitmen untuk berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait, termasuk industri dalam negeri, asosiasi perdagangan, pakar ekonomi, dan organisasi perdagangan internasional untuk membangun posisi negosiasi yang komprehensif dan terpadu,” kata Mendag Busan dalam pertemuan.
Ia turut memberikan masukan terkait sikap yang dapat diambil ASEAN sebagai satu kawasan yang solid.
Baca Juga: Katalog “The Beauty of Indonesia” untuk Kembangkan Fotografi Indonesia di Kancah Internasional
Menurutnya, ASEAN harus merespons ancaman dari berbagai hambatan perdagangan dengan tepat.
Untuk itu, Mendag Busan menyarankan agar respons ASEAN berfokus pada upaya membangun kepercayaan diri tiap negara anggota, baik dari sudut pandang domestik maupun sebagai kawasan.
Beberapa upaya yang disampaikan Mendag Busan terkait tarif unilateral AS adalah pertama, menghindari tindakan retaliasi atau proteksionis.
Baca Juga: Kopdes Merah Putih Perkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional di Tengah Dinamika Global
Selanjutnya, memperkuat komitmen ASEAN terhadap keterbukaan melalui reformasi nasional dan koordinasi regional. Upaya ketiga, memastikan ASEAN menolak kesepakatan bilateral yang berpotensi mengikis persatuan antarnegara anggota.
Berikutnya,terus mengupayakan kerja sama dengan semua mitra dagang ASEAN, termasuk memaksimalkan implementasi Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).
“Indonesia mendukung hubungan ekonomi ASEAN-AS yang lebih kuat. Hal ini harus dapat kita lakukan dari posisi yang koheren secara regional dan secara strategis otonom. Hanya dengan persatuan dan kerja sama yang baik di antara negara ASEAN, suara ASEAN akan didengar dan dipertimbangkan, sebagaimana pernyataan Presiden RI Prabowo Subianto dalam kunjungan ke Malaysia beberapa waktu yang lalu untuk mendukung ASEAN 2025 yang diketuai Malaysia,” kata Mendag Busan. (*)