Hadapi Kebijakan Resiprokal AS, Ini yang Dikedepankan Indonesia

Oleh Juli AnandaSaturday, 12th April 2025 | 02:57 WIB
Hadapi Kebijakan Resiprokal AS, Ini yang Dikedepankan Indonesia
Wamendag memberikan sambutan pada Public Forum: Regional Response to Trump 2.0 yang diselenggarakan Pusat Studi Strategis dan Internasional di Gedung Pakarti Center, Jakarta. (kemendag.go.id)

Jakarta, warnaberita.com - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putrimenyatakan, Indonesia siap  menghadapi  dampak  kebijakan  perdagangan  Presiden Amerika  Serikat  (AS) Donald  Trump. 

Indonesia  akan  mengedepankan  strategi  diplomasi  perdagangan,  mempererat  solidaritas regional ASEAN, dan mempercepat diversifikasi pasar ekspor merespons kebijakan tarif resiprokal (timbal balik) yang diterapkan AS.

Hal ini disampaikan Wamendag Roro dalam pidato kuncinya pada “Public Forum: Regional Response to Trump  2.0”yang  diselenggarakan  Pusat  Studi  Strategis  dan  Internasional  (Centre  for  Strategic  andInternational Studies/CSIS) Indonesia di Auditorium CSIS, Pakarti Center Building, Jakarta, Kamis, (10/4).

Baca Juga: Songkran World Water Festival, Bangkok Jadi Taman Bermain Air

“Menanggapi kebijakan tarif tersebut, Presiden RI Prabowo Subianto telah menginstruksikan kabinetnya untuk  bergerak  maju  dengan  beberapa  strategi. Strategi  tersebut  meliputi  diplomasi,  solidaritas regional,   dan   diversifikasi   jangka   panjang.   Indonesia   akan   terus   mengupayakan   pertumbuhan perdagangan yang berkelanjutan sesuai visi jangka panjang Pemerintah Indonesia,” tegas Wamendag Roro.

Tarif  resiprokal  merupakan  langkah  yang  diambil  Presiden  AS  Donald  Trump  untuk  mengenakan  tarif terhadap negara-negara yang dianggap memiliki hambatan perdagangan tinggi terhadap AS, termasuk Indonesia.  

Indonesia awalnya  terkena tarif resiprokal sebesar  32  persen.  Namun, sementara  ini barang-barang Indonesia yang masuk ke AS hanya dikenakan tarif impor 10 persen setelah Presiden AS Donald  Trump  mengumumkan  jeda  90  hari penangguhan penerapan  tarif resiprokal tersebut guna membuka ruang negosiasi lebih lanjut, kecuali terhadap Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Baca Juga: Indonesia-Turkiye Bahas Kondisi Geopolitik dan Kemanusiaan Palestina

“Ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan secara strategis. Untuk itu, Presiden RI Prabowo Subianto  menginstruksikan  kabinetnya  agar  segera  mengambil  langkah  terstruktur  dan  konstruktif dalam menghadapi situasi ini,” ujar Wamendag Roro.

Pertama, Indonesia akan menggunakan pendekatan diplomatik, baik di tingkat federal maupun negara bagian,  serta  menjalin  komunikasi  dengan pelaku bisnis  AS  yang  bergantung  pada  bahan  baku  dan produk dari Indonesia. 

Fokus negosiasi tersebut mencakup sektor-sektor padat karya seperti tekstil dan garmen, alas kaki, ban karet, elektronik dan otomotif, serta produk kelapa sawit dan turunannya. 

Baca Juga: Kota Phu Quoc Bersiap Jadi Tuan Rumah APEC 2027

Kedua, Indonesia juga mendorong solidaritas regional ASEAN. Menurut Wamendag Roro, ASEAN harus bertindak sebagai satu kesatuan agar pengaruh ASEAN tetap kuat di platform global. 

Untuk itu, Indonesia mendukung Malaysia selaku Ketua ASEAN untuk memulai dialog regional ASEAN dengan AS. Tidak hanya itu, Indonesia bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN untuk mengoordinasikan analisis teknis dampak tarif resiprokal, mengembangkan strategi penyampaian pesan bersama, dan mendorong mekanisme kerja sama regional, seperti Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership/CPTPP).

Wamendag Roro menambahkan, dalam Retret Menteri Ekonomi ASEAN di Johor, Malaysia (28/2) lalu, salah satu usulan Indonesia adalah mendorong penyusunan non-paper yang menekankan pentingnya sentralitas ASEAN di tengah ketegangan perdagangan global. Sentralitas tersebut juga telah digaungkan kembali oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso dalam pertemuan virtual bersama Menteri Perdagangan ASEAN, Kamis, (10/4) sebagai upaya mewujudkan persatuan.

Baca Juga: Kasus Pelecehan Keluarga Pasien, KKI Nonaktifkan STR Pelaku

“Hal tersebut diharapkan memberikan dorongan bagi negara-negara ASEAN untuk berunding dengan AS guna meningkatkan perdagangan dan investasi di masa mendatang. Hingga saat ini, sebagian besar negara ASEAN memilih untuk fokus pada jalur negosiasi,” ungkap Wamendag Roro.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ASEAN menempati peringkat kelima sebagai pasar ekspor terbesar bagi produk pertanian AS dengan total nilai perdagangan mencapai USD 306 miliar pada 2024.

Dari jumlah tersebut, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan terhadap AS sebesar USD 14,34 miliar. Angka-angka ini mencerminkan kedalaman sekaligus kompleksitas hubungan perdagangan antara kedua pihak.

Baca Juga: Cek Kesehatan Gratis di Puskesmas, Ketahui Tiga Hal Ini

Ketiga, Pemerintah Indonesia juga melakukan diversifikasi pasar ekspor dengan mempercepat penyelesaian lima perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement/FTA), yaitu Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia—Kanada (Indonesia–Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/ICA—CEPA), Indonesia–Peru CEPA, dan Indonesia–EU CEPA. Berikutnya, Perjanjian Preferensi Perdagangan Indonesia—Iran (Indonesia—Iran Preferential Trade Agreement/PTA) dan Amandemen Protokol Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJ-EPA).

Dengan perjanjian-perjanjian tersebut, Indonesia diharapkan dapat memperluas akses pasar,memperkuat ketahanan perdagangan dalam negeri, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Selanjutnya, Wamendag Roro berujar, diversifikasi pasar bukan sekadar respons terhadap kebijakan AS, tetapi bagian dari strategi jangka panjang Indonesia untuk membangun ekonomi yang tangguh dan inklusif. Tidak hanya itu, Wamendag Roro mengutarakan, Indonesia berencana menghidupkan kembali forum kerja sama bilateral Indonesia—AS melalui Trade and Investment Framework Agreement/TIFA) yang terakhir dilaksanakan pada 2018. Melalui TIFA, Indonesia berharap dapat membahas isu dan kebijakan perdagangan, serta investasi yang menjadi perhatian kedua negara secara lebih sistematis. (*)

Sumber: Kementerian Perdagangan

Terkini

Sebanyak 203 Ribuan Jemaah Regular Lunasi Biaya Haji
Sebanyak 203 Ribuan Jemaah Regular Lunasi Biaya Haji
NASIONAL | in an hour
Dihelat Mei 2025, Belasan Ribu Pelari Berpartisipasi di Digiland Run 2025
Dihelat Mei 2025, Belasan Ribu Pelari Berpartisipasi di Digiland Run 2025
OLAHRAGA | in 7 minutes
Indosat Catat Lonjakan Trafik Data hingga 21 Persen di Idulfitri 1446 H, 5 Aplikasi Ini Alami Peningkatan Tertinggi
Indosat Catat Lonjakan Trafik Data hingga 21 Persen di Idulfitri 1446 H, 5 Aplikasi Ini Alami Peningkatan Tertinggi
TELCO | an hour ago
Tugu Insurance Raih Penghargaan Most Trusted Financial Brands Awards 2025
Tugu Insurance Raih Penghargaan Most Trusted Financial Brands Awards 2025
EKONOMI | 2 hours ago
OPPO Luncurkan Inisiatif AI Agentic di Google Cloud Next 2025
OPPO Luncurkan Inisiatif AI Agentic di Google Cloud Next 2025
GAWAI | 3 hours ago
Trump Tunda Sementara Tarif Resiprokal, Indonesia Perlu Lakukan Negosiasi
Trump Tunda Sementara Tarif Resiprokal, Indonesia Perlu Lakukan Negosiasi
EKONOMI | 4 hours ago
GWB Wujudkan Labuan Bajo Jadi Destinasi Berkualitas dan Berkelanjutan
GWB Wujudkan Labuan Bajo Jadi Destinasi Berkualitas dan Berkelanjutan
DTW | 4 hours ago
Menteri LH Dukung Gerakan Bali Bersih Sampah Jadi Gerakan Kolektif
Menteri LH Dukung Gerakan Bali Bersih Sampah Jadi Gerakan Kolektif
DENPASAR | 4 hours ago
Prabowo dan El-Sisi Perkuat Kerja sama Ekonomi hingga Pertahanan
Prabowo dan El-Sisi Perkuat Kerja sama Ekonomi hingga Pertahanan
INTERNASIONAL | 5 hours ago
"Pang Tawang", Cara Disbud Buleleng Kupas Makna Ini di Medsos
"Pang Tawang", Cara Disbud Buleleng Kupas Makna Ini di Medsos
BULELENG | 6 hours ago
© 2025 Warnaberita.com - All Rights Reserved
Warnai Hidup dengan Ragam Berita