Jakarta, warnaberita.com - Pemerintah diminta mempercepat pembangunan pembangkit listrik baru guna mengantisipasi peningkatan kebutuhan listrik, khususnya di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali).
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Komisi XII DPR RI Sugeng Suparwoto saat meninjau kondisi kelistrikan nasional, terutama pasca pandemi dan konteks program 35 ribu megawatt.
“PLTU Paiton ini adalah salah satu tulang punggung kelistrikan, karena di sini 4,7 giga, di mana salah satu backbone-nya ada di Suralaya, di sana sekarang sudah 5 giga. Nah dua tempat ini saja sudah mencakup kurang lebih hampir ya katakanlah 35 persen dari kebutuhan listrik (di wilayah) Jamali, Jawa, Madura, Bali,” ungkapnya saat memimpin kunjungan kerja reses Komisi XII DPR RI ke PLTU Paiton, Probolinggo, Jawa Timur dikutip dari laman DPR RI, Senin (14/4).
Baca Juga: Lawan Kebocoran Data dan Penyalahgunaan Identitas, Pemerintah Percepat Migrasi ke e-SIM
Ia menjelaskan bahwa sebelumnya sempat terjadi kelebihan pasokan listrik (oversupply) sebagai dampak dari menurunnya konsumsi listrik selama pandemi Covid-19. Namun, kini kondisi kelistrikan telah berada pada titik ideal.
“Nah memang beberapa waktu lalu terjadi oversupply. Hal itu menginhat ketika Covid, maka konsumsi listrik anjlok betul. Nah tetapi tadi dijelaskan bahwa hari ini dalam titik ideal. Di mana ada rasio (elektrifikasi) untuk sebagai cadangan. Jadi antara beban puncak dan cadangan ini adalah titik idealnya,” lanjutnya.
Sugeng juga menyoroti tren pertumbuhan konsumsi listrik yang semakin meningkat di beberapa wilayah.
Baca Juga: Salah dalam Angka selama di Liverpool, Rata-rata Terlibat dalam 1 Gol tiap 91 Menit
“Tetap pertumbuhan permintaan listrik juga terus naik. Kenapa? Misalnya Bali tadi disebut sampai 11 persen pertumbuhannya, Pulau Jawa itu sampai 7 persen. Sehingga mulai sekarang harus mulai dipikirkan untuk segera membangun pembangkit-pembangkit baru,” tegasnya.
Ia menyebut bahwa idealnya pembangunan pembangkit diarahkan pada sumber energi terbarukan. Namun, kebutuhan mendesak juga harus menjadi pertimbangan.
“Memang idealnya adalah pembangkit listrik tenaga yang dari Renewable Energy itu idealnya. Nah tetapi kalau tidak (renewable energy) ini yang sedang kita pikirkan (untuk membangun pembangkit listrik baru),” kata Sugeng.
Baca Juga: 5 Asisten Pelatih yang Berhasil Keluar dari Bayang-bayang Bosnya
Untuk mendukung percepatan pembangunan, Sugeng mendorong agar dokumen perencanaan ketenagalistrikan segera disahkan.
“Maka dari RUKN (Rencana Umum Ketenagaan Listrikan) yang ada, kita mintakan agar cepat RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) segera ditandatangani. Sehingga segera bisa dikerjakan pembangunan pembangkit-pembangkit listrik baru. Supaya justru tidak short. Supaya tidak langka listrik, kekurangan listrik. Itu yang harus kita antisipasi," pungkasnya. (*)