Jakarta, warnaberita.com – Keterlibatan anak muda membawa angin segar pada kemajuan perikanan budidaya di Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pun gencar mendorong generasi muda menekuni budidaya perikanan yang inovatif dan berkelanjutan, seperti yang dilakukan Petambak Muda Indonesia (PMI).
“Muncul berbagai tantangan dalam budidaya udang seperti penyakit udang dan daya saing produk. Namun itu justru menjadi pemacu bagi para petambak muda untuk terus meningkatkan kualitas dan produktivitas,” jelas Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu dalam siaran resmi KKP di Jakarta, Rabu (28/5).
Belum lama ini Kementerian Kelautan dan Perikanan berkolaborasi dengan Petambak Muda Indonesia menggelar Shrimp Aquaculture Conference (SAC) di Badung, Bali. Acara ini diikuti ratusan orang dari dalam dan luar negeri.
Baca Juga: Indosat Gelar RUPST, Bagikan Dividen Tunai Capai Rp2,7 Triliunan
Dirjen Tebe menambahkan bahwa inovasi dan penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) tidak hanya berdampak pada peningkatan produktivitas, tetapi juga pada kualitas produk dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Semangat inovasi dari generasi muda dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha budidaya lainnya di seluruh Indonesia.
Pembangunan Budidaya Berkelanjutan
KKP telah membangun Modeling Budi Daya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. BUBK Kebumen menjadi percontohan tambak udang modern berbasis kawasan yang mengedepankan keseimbangan ekologi. “BUBK di Kebumen adalah bukti nyata bagaimana budidaya udang bisa dilakukan secara terintegrasi dan berkelanjutan,” kata Tebe.
Baca Juga: Macron Apresiasi Peran Aktif Indonesia Dorong Solusi Damai
Direktur Ikan Air Payau, Fernando J. Simanjuntak menerangkan BUBK Kebumen merupakan tambak udang berbasis kawasan dengan luasan lahan potensial mencapai 100 hektare. Saat ini terdapat 189 petak tambak dengan ukuran masing masing 1.600 m2 yang terdiri dari 139 petak merupakan kolam produksi dan sisanya untuk tandon air.
“Selain penggunaan teknologi modern yang ramah lingkungan, kegiatan budidaya di BUBK Kebumen menerapkan prinsip cara budidaya ikan yang baik (CBIB). Di IPAL ada berbagai treatment, mulai dari pengendapan dan oksigenasi guna mengembalikan kualitas air menjadi normal bahkan lebih subur, dan secara fisika juga kembali normal sehingga pada saat dilepas sama seperti sedia kala dan tidak merusak lingkungan,” papar Direktur Nando.
Ia menambahkan, KKP juga tengah menyusun program pembangunan Tambak Integrated Shrimp Farming (ISF) yang direncanakan berlokasi di Kabupaten Sumba Timur, NTT. Seperti BUBK Kebumen, Program Tambak ISF juga menerapkan tambak budidaya udang berbasis CBIB dengan pendekatan terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Baca Juga: Pemerintah Pusat Siap Realisasikan Program Waste to Energy di Bali, Dimulai dari TPA Suwung
Simpan Potensi Besar
Ketua Petambak Muda Indonesia, Rizky Darmawan menyampaikan pihaknya akan terus rutin mengumpulkan para pemuda dan stakeholder serta pelaku usaha yang bergerak di industri udang dalam event tahunan seperti Shrimp Aquaculture Conference (SAC). Pada Acara tersebut selain seminar juga digelar berbagai inovasi teknologi budidaya udang yang menerapkan CBIB.
“Industri udang di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus meningkat, mengingat Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia, serta permintaan pasar terhadap udang yang tinggi. Bukan hanya di pasar domestik, namun juga di pasar global,” jelas Rizky.
Baca Juga: Telkom Gelar RUPST, Tunjuk Dian Siswarini Jadi Dirut
Sebelumnya Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengutarakan pentingnya pengembangan budidaya perikanan untuk menyokong ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi, hingga menjaga populasi perikanan di laut.
Dengan meningkatkan produksi perikanan budidaya, intensitas kegiatan penangkapan ikan di alam dapat dikurangi. (*)