Jakarta, warnaberita.com - Seiring dengan meredanya gejolak di bursa saham akibat kebijakan Tarif Trump, harga saham PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) menunjukkan tren pemulihan yang signifikan.
Sebelumnya, saham Tugu sempat tertekan ke level terendahnya sejak awal tahun.
Pada penutupan perdagangan 9 April 2025, saham TUGU ditutup pada Rp885 bahkan sempat menyentuh Rp860 pada perdagangan intraday.
Baca Juga: Peringati Hari Bumi, Sejumlah Inisiatif Disiapkan Kemenag
Hal ini mencerminkan pelemahan yang cukup dalam sejak pertengahan Maret.
Namun dalam waktu singkat, saham ini berhasil bangkit dan mencapai level Rp965 pada penutupan perdagangan Selasa (15/4/2025) atau naik 9 persen hanya dalam 4 hari perdagangan.
Saham TUGU ditutup di zona hijau dalam 4 hari perdagangan beruntun, bahkan sempat menyentuh level Rp990 pada perdagangan Senin 14 April. Dalam sepekan investor asing masih memilih untuk mengoleksi saham ini dengan net foreign buy Rp460 juta.
Kenaikan saham TUGU dalam 4 hari beruntun mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 8% dalam 4 hari perdagangan dan indeks LQ45 yang naik 8%.
Analis Philip Sekuritas Edo Ardiansyah menilai tren penguatan saham TUGU dipengaruhi beberapa faktor. Pertama adalah rencana pengumuman dividen pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahun emiten TUGU pada Selasa, 29 April 2025.
Emiten ini konsisten membagikan dividen dengan imbal hasil yang lumayan menarik sejak IPO pada 2018 lalu.
"Dividen payout ratio sesuai konsensus IPO adalah 30% dan dalam 3 tahun terakhir selalu 40% dari laba bersih. Bila ini terjadi maka yield dividen akan menarik seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal ini berperan dalam rally saham TUGU dalam 4 hari terakhir, di luar faktor bahwa valuasi emiten ini sudah cukup murah," ujar Edo dilansir dari keterangan tertulisnya.
Dengan perhitungan sederhana, potensi dividen per saham TUGU berada di kisaran Rp59,06 hingga Rp78,75 dengan asumsi dividen payout ratio 30-40%. Dengan demikian, yield dividen dengan perbandingan harga saham hari ini di kisaran 6,12% sampai 8,16%.
"Investor yang kemarin collect TUGU di harga bawah Rp860-Rp900 tentu akan mendapatkan yield yang lebih menarik," ujarnya.
Baca Juga: Tak Melulu Identik dengan Kelinci dan Telur, Ini 5 Tradisi di Indonesia untuk Perayaan Paskah
Faktor berikutnya, menurut Edo adalah potensi kenaikan saham ini karena nilai buku (book value) saham TUGU selalu naik setiap tahun. Hal ini disebabkan karena sekitar 60%-70% laba akan ditahan sebagai modal.
"Asumsi bahwa saham TUGU tetap diperdagangkan pada 0,35x sampai 0,4x PBV (price to book value) maka harganya tahun depan akan naik dibandingkan per hari ini dan begitu pula tahun berikutnya. Apalagi 0,4x PBV itu masih relatif murah dan berpeluang naik ke 0,8x PBV hingga 1x PBV," ujarnya.
Dalam konsensus analis yang dikompilasi oleh Bloomberg, Saham TUGU diproyeksi akan mencapai Rp 1.410 hingga di atas 2.435. Ada 6 analis yang memberikan analisis terhadap saham TUGU dan semuanya memberikan rekomendasi beli.
Edo mengingatkan bahwa emiten ini banyak dipegang oleh investor institusi dengan masa investasi cukup panjang. Hal ini yang menyebabkan transaksi harian kurang ramai bila dibandingkan dengan emiten yang banyak dipegang oleh investor ritel yang jangka pendek.
"Positifnya bila ada tekanan dalam seperti yang terjadi pada pekan lalu, maka investor institusi yang akan masuk lagi untuk koleksi di harga bawah sehingga rebound akan terjadi secara cepat," ujarnya.
Edo menambahkan bahwa saham TUGU seharusnya masuk dalam kategori saham defensif dalam volatilitas pasar akibat kebijakan Tarif Trump. Pasalnya perusahaan ini tidak melakukan ekspor termasuk ke Amerika Serikat.
Baca Juga: Kemacetan di Tanjung Priok Disoroti, Legislator Sebut Bisa Lumpuhkan Perekonomian
"TUGU punya captive market Pertamina serta banyak customer besar dari BUMN. Hal ini yang menjadi mesin pendapatannya akan tetap terjaga meski saat ini dunia masih dalam bayang-bayang perang dagang AS," ujarnya.
Sementara itu analis teknikal Yazid Muammar menilai dalam jangka pendek harga saham TUGU akan menguji resistance level antara Rp980 - Rp1.000 per saham sebagai level psikologis yang kuat. TUGU juga berpeluang menguji level harga selanjutnya di Rp1.050 hingga Rp1.100 per sahamnya. (*)