Jakarta, warnaberita. com – Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf) Teuku Riefky Harsya menerima kunjungan Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Fabienne Penone.
Pertemuan ini membahas langkah konkret implementasi Nota Kesepahaman (MoU) antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Prancis di bidang ekonomi kreatif.
"Kami berkomitmen untuk segera mengimplementasikan kerja sama ini dalam bentuk nyata, baik di Indonesia maupun di Prancis, melalui berbagai subsektor seperti film, animasi, gim, desain, fesyen, hingga kriya," kata Menteri Ekraf Teuku Riefky dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Kementerian Ekraf Jakarta pada Senin, 23 Juni 2025.
Baca Juga: Ikut Retreat Kepala Daerah di IPDN, Wali Kota Denpasar Siap Perkuat Sinergi Pemerintahan Daerah
MoU sebelumnya ditandatangani langsung oleh Menteri Ekraf Teuku Riefky dengan Menteri Kebudayaan Prancis Rachida Dati saat kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada akhir Mei 2025. Dubes Penone turut menyampaikan undangan resmi bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam Bastille Day atau la Fête Nationale yang diperingati setiap 14 Juli di Prancis.
Selain itu Menteri Ekraf Teuku Riefky mendorong kolaborasi jangka panjang dalam bentuk Creative Talent Exchange, program masterclass, workshop, dan pertukaran pelaku ekraf. Kolaborasi itu diyakini memperkuat hubungan bilateral melalui jalur kebudayaan dan industri kreatif.
Dubes Penone pun menyambut baik inisiatif tersebut. Dia menekankan pentingnya keberlanjutan dan pelaksanaan program bersama yang bersifat strategis dan berdampak.
Baca Juga: Pengelola Perpustakaan Sekolah di Denpasar Didorong Tingkatkan Literasi Lewat Pelatihan Manajemen
“Kami siap menghadirkan para ahli dan pelaku industri dari sektor swasta untuk mendukung berbagai kegiatan pelatihan dan pengembangan kapasitas. Pasar Prancis sangat kompetitif, tetapi Indonesia memiliki potensi besar dan harus percaya diri,” ujar Dubes Penone.
Melalui kerja sama ini, Kementerian Ekraf meyakini terciptanya sinergi antara sektor publik dan swasta kedua negara sebagai wujud nyata pendekatan hexahelix. Kementerian Ekraf juga berharap kerja sama ini mendorong pengembangan ekosistem ekonomi kreatif yang berdaya saing global. (*)