Jakarta, warnaberita.com - Direktorat Hilirisasi dan Kemitraan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) meluncurkan Program Pendanaan Hilirisasi Riset-Pengujian Model & Prototipe Tahun 2025, Rabu (7/5/2025).
Program ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam memperkuat ekosistem inovasi nasional yang inklusif dan berkelanjutan dalam rangka rangka mewujudkan Asta Cita dari Nomor 1 sampai dengan 8, melalui pengembangan riset dan pengembangan yang memiliki dampak.
Salah satu amanat Asta Cita yang menjadi fokus utama dalam program ini yaitu Nomor 5: melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam, untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Baca Juga: Prabowo Ungkap Pembangunan 100 Sekolah Berasrama Per Tahun
“Kita ingin memastikan bahwa riset pada akhirnya bisa memberikan dampak pada permasalahan yang ada di Industri, masyarakat dan pemerintah. Suatu produk atau kebijakan harus memiliki basis pengetahuan yang sangat kuat, untuk itu riset memang harus sangat kuat, lebih dari itu adalah bagaimana membuat riset itu kita dorong untuk menjadi suatu produk komersial yang tentunya membutuhkan kerjasama dengan industri. Diharapkan program penelitian yang didorong ke arah hilir bisa betul-betul dimanfaatkan,” kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, Brian Yuliarto.
Program pendanaan kompetitif ini bertujuan mendorong riset-riset inovatif agar tidak berhenti di publikasi saja, melainkan berkembang menjadi model atau prototipe yang siap terap dan dapat diadopsi oleh Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Selain memperkuat sinergi antara perguruan tinggi dan DUDI, program ini juga diharapkan menciptakan nilai tambah melalui kolaborasi dengan pemerintah daerah, komunitas lokal, dan pelaku UMKM.
Baca Juga: Prabowo Bertemu Bill Gates, Ini yang Dibahas
Selanjutnya perguruan tinggi diimbau untuk adaptif terhadap disrupsi teknologi, terintegrasi dengan ekosistem digital, dan mampu menjadi motor inovasi serta solusi nyata bagi masyarakat.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan, Fauzan Adziman, menyampaikan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor, serta kemampuan peneliti dan perguruan tinggi dalam memahami kebutuhan nyata di lapangan.
“Kami tidak hanya mendorong riset yang unggul dalam ekosistem perguruan tinggi, tetapi juga riset yang memiliki keberlanjutan, potensi bisnis, dan keterhubungan langsung dengan masyarakat dan industri. Inilah semangat hilirisasi, agar hasil penelitian tidak berhenti di jurnal, tetapi menjelma menjadi teknologi terapan yang berdampak,” ungkap Fauzan.
Baca Juga: BPOM-PSI Perkuat Kerja Sama Atasi Obat Palsu
Pengusulan proposal dibuka mulai 7 hingga 20 Mei 2025 melalui platform Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA).
Pada Tahun 2025 ini, Program Hilirisasi Riset-Pengujian Model dan Prototipe menetapkan delapan bidang fokus utama, yaitu pangan, energi terbarukan, kesehatan (obat), transportasi, rekayasa keteknikan, pertahanan-keamanan, kemaritiman, serta sosial humaniora-pendidikan-seni-budaya. Bidang riset lainnya yang bersifat lintas disiplin juga diakomodasi. (*)