Jakarta, warnaberita.com – Kemdiktisaintek beserta Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) menyetujui nota kesepahaman mengenai sinergi tugas dan fungsi bidang pencarian dan pertolongan dan bidang pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan, dan teknologi di kantor Kemdiktisaintek, Rabu (7/5/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Mendiktisaintek, Brian Yuliarto dan Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, berdiskusi mengenai potensi kolaborasi dalam bidang riset dan teknologi.
“Kami berharap perguruan tinggi yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul serta kemampuan riset dan inovasi dapat mendukung berbagai pihak untuk menyelesaikan masalah, dalam hal ini Basarnas,” kata Brian.
Baca Juga: Prabowo Bertemu Bill Gates, Ini yang Dibahas
Dia menyatakan bahwa hal ini juga dapat mendorong kampus untuk menjadi tempat penguatan keilmuan untuk membantu proses penyelamatan dan kedaruratan.
Selain itu, Basarnas dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai isu kedaruratan yang dinilai masih kurang diketahui secara luas.
Sementara Mohammad Syafii berharap Basarnas dapat meningkatkan perannya di Indonesia dengan bersinergi dengan Kemdiktisaintek, melalui peningkatan kompetensi dan pembinaan sumber daya, riset, dan teknologi.
Baca Juga: Prediksi Potensi Devisa dari ATM Dubai 2025 Capai Rp1,42 Triliun
“Kami berharap Basarnas dapat menjadi center of excellence terkait kedaruratan. Semua orang membutuhkan pencegahan dan penanggulangan kedaruratan. Namun, terkait pembinaan sumber daya, sarana, dan prasarana, di sinilah kami butuh supervisi dan kerja sama,” jelasnya.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang), Fauzan Adziman, menyatakan bahwa kerja sama dengan Basarnas ini tepat dilakukan, terutama mempertimbangkan visi terbaru Kemdiktisaintek, yakni Diktisaintek Berdampak.
Kolaborasi yang dilakukan, terutama terkait riset dan inovasi mengenai masalah yang dihadapi Basarnas, sehingga dapat memberi dampak baik secara langsung bagi masyarakat.
Baca Juga: Tingkatkan Ekosistem Ekraf, Kemenekraf Bahas Potensi Kolaborasi dengan Kementerian UMKM
“Untuk mendorong hal ini, diperlukan problem statement dari Basarnas. Jadi, pihak peneliti bisa memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh Basarnas,” kata Fauzan.
Kerja sama ini diharapkan dapat mendorong kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing pihak. (*)