Jakarta, warnaberita.com - Schneider Electric, pemimpin global dalam transformasi digital untuk pengelolaan energi dan otomasi, menggelar Innovation Day for Electrician 2025 di Jakarta.
Acara ini bertujuan meningkatkan kompetensi teknis instalatur listrik sekaligus mendorong adopsi standar keamanan dan keselamatan kelistrikan di sektor hunian Indonesia.
Inisiatif ini menjadi bagian integral dari kampanye nasional Gerakan Listrik Aman yang diinisiasi oleh Schneider Electric, yang berfokus pada edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan kelistrikan sejak dari instalasi.
Baca Juga: DWP Kemdiktisaintek Sosialisasikan AD/ART
Sebagai bagian dari acara, Schneider Electric menggelar pelatihan instalasi listrik hunian secara serentak di 10 kota besar/provinsi: Jakarta, Bandung, Surabaya, DI Yogyakarta, Medan, Semarang, Makassar, Bali, Pekanbaru, dan Kalimantan Timur secara daring dan luring.
Pelatihan ini diikuti oleh lebih dari 7.800 peserta dari 15 asosiasi dan komunitas instalatur listrik, menjadikannya pelatihan bersertifikat terbesar di bidang instalasi listrik hunian di Indonesia dan mencetak rekor MURI dengan predikat “Pelatihan Instalatur Listrik Dengan Peserta Terbanyak”.
Kegiatan ini juga selaras dengan agenda strategis pemerintah dalam memenuhi kebutuhan hunian layak melalui percepatan pembangunan 3 juta unit rumah.
Baca Juga: Gubernur Koster Tinjau Gunung Sampah TPA Suwung, Ini yang Dilakukan
Untuk mengurangi risiko, penting bagi masyarakat memahami penggunaan perangkat proteksi kelistrikan yang tepat seperti Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau anti setrum—juga dikenal sebagai Residual Current Circuit Breaker (RCCB) atau Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)—yang mampu mendeteksi dan memutus arus bocor secara otomatis guna mencegah sengatan listrik dan kebakaran.
Dalam konteks ini, instalatur listrik menjadi garda depan yang krusial untuk memastikan instalasi rumah baru mengikuti praktik terbaik dalam keselamatan kelistrikan.
Jisman P. Hutajulu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, mengatakan, listrik menjadi faktor utama penyebab kebakaran di area perumahan.
"Ini adalah perhatian kita bersama untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam penerapan keselamatan ketenagalistrikan pada level rumah tangga. Salah satu perangkat pengamanan yang sangat penting adalah GPAS atau anti setrum, yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap bahaya arus sisa dan dapat mencegah kecelakaan maupun kerusakan peralatan elektronik. Sebagai langkah awal, pemerintah akan terus melakukan sosialisasi secara masif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan pemilik instalasi akan pentingnya penerapan GPAS, dengan fokus utama pada pasar, gedung pemerintahan, dan pengembang perumahan. Kami berharap upaya ini dapat mengurangi angka kecelakaan serta kerugian materiil akibat risiko kelistrikan," paparnya.
Baca Juga: MotoGP Sarat Ketegangan di Silverstone
Senada dengan hal tersebut, Martin Setiawan, President Director Indonesia & Timor-Leste, Schneider Electric, mengatakan, keselamatan kelistrikan dimulai dari instalasi yang benar dan sesuai standar.
"Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa para instalatur listrik memahami secara mendalam pentingnya penggunaan perangkat proteksi kelistrikan seperti GPAS yang dapat mencegah sengatan listrik dan kebakaran. GPAS bukan hanya soal kepatuhan regulasi, tetapi menyangkut perlindungan nyawa dan aset masyarakat. Karena itu, membekali para instalatur dengan pengetahuan teknis yang tepat menjadi prioritas kami agar mereka bisa menjadi agen perubahan dalam menciptakan sistem kelistrikan hunian yang aman dan andal," jelasnya. (*)