Jakarta, warnaberita.com – Kemdiktisaintek konsisten berupaya dalam mendorong transformasi pendidikan dan penguatan ekosistem sains dan teknologi di Indonesia.
Upaya ini dilakukan melalui tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Saintek).
Terdapat beberapa program prioritas yang akan dilakukan dalam waktu mendatang, hal ini disampaikan pada kegiatan Ngopi Bareng Ditjen Saintek, Selasa (27/5/2025).
Baca Juga: Wamen UMKM Sebut Akses Pembiayaan UMKM Jadi Tantangan Tersendiri
Saat ini Ditjen Saintek terdiri dari tiga Direktorat yang akan menyongsong keberlangsungan program prioritas.
Direktorat Bina Talenta akan mendukung ekosistem sains dan teknologi, Direktorat Strategi dan Sistem Pembelajaran Transformatif akan berfokus terhadap peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran melalui pengembangan kompetensi guru-guru terbaik dari berbagai daerah dan Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi bermitra dengan berbagai asosiasi ilmuwan yang ada di masyarakat, industri dengan berbagai kampus dan masyarakat secara umum dan termasuk media.
Sejumlah program unggulan diperkenalkan antara lain, pendirian dan transformasi SMA Garuda, program SATU untuk mempermudah akses jurnal, penyusunan model pembelajaran transformatif, serta program Rapsodi Saintek Nasional dibentuk untuk memperkuat diseminasi dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Baca Juga: Festival Ogoh-ogoh Membangun Karakter Anak Melalui Budaya Lokal
Ditargetkan ke depan, berbagai program ini membangun kecintaan pada ekosistem saintek tidak mengandalkan program dari Kementerian saja namun didukung oleh lembaga lainnya dan masyarakat agar ekosistem sains dan teknologi dapat berjalan dengan seimbang.
Pada kegiatan ini, Ditjen Saintek juga menekankan pentingnya integrasi pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) dalam membentuk ekosistem sains dan teknologi.
Ekosistem yang dimaksud bagaimana menumbuhkan siswa, mahasiswa, dan peneliti yang ke depannya akan difasilitasi oleh hibah kreativitas pada bidang sains dan teknologi.
Baca Juga: Masuki Usia 30, Telkomsel Evolusi SIMPATI
“Transformasi pendidikan berbasis sains dan teknologi bukan hanya soal kurikulum, tapi soal menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi, kolaborasi, dan solusi bagi masa depan Indonesia,” tambah Najib.
Program-program Ditjen Saintek ini merupakan bentuk komitmen Kemdiktisaintek dalam mendukung misi Asta Cita dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN).
Tiga aspek penting dalam pembangunan ekosistem sains dan teknologi yaitu Scientific Temper, Scientific Culture, Scientific Solution. (*)