Jakarta, warnaberita.com – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf) mengapresiasi film Hayya 3: Gaza yang baru tayang dalam gala première pada Sabtu, 8 Juni 2025. Kementerian Ekraf mendukung film yang mengangkat isu kemanusiaan global tersebut.
“Film ini bukan hanya sekadar memberikan inspirasi tetapi juga menjadi media penyampai empati. Film ini mampu menghadirkan nuansa dan ruang kreativitas yang sangat luar biasa. Kami dari Kementerian Ekonomi Kreatif sangat mengapresiasi film ini karena sineas-sineas Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia bahwa film Indonesia dengan ke-Indonesia-annya mampu mencerminkan persatuan, perdamaian, dan solidaritas," ucap Sekretaris Utama Kementerian Ekraf Dessy Ruhati saat menghadiri gala première Hayya 3: Gaza di CGV Grand Indonesia, Jakarta.
"Insyaallah, bersama Kementerian Luar Negeri, kami akan mengamplifikasi film ini. Mari kita jadikan Hayya 3: Gaza sebagai film yang paling banyak ditonton, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia," imbuh Dessy.
Baca Juga: Presiden Tegaskan Pentingnya Kekuatan Pertahanan Jamin Keselamatan Bangsa
Kehadiran perwakilan Kementerian Ekraf ini menjadi bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap karya perfilman Indonesia yang mengangkat isu kemanusiaan global. Selain itu Kementerian Ekraf mempertegas peran penting sektor ekonomi kreatif dalam menyuarakan nilai-nilai solidaritas, perdamaian, dan kemanusiaan, yang menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia di kancah global.
Hayya 3: Gaza merupakan lanjutan dari seri film Hayya yang dikenal sebagai film bernuansa religi dan kemanusiaan yang diproduksi oleh Warna Kreasi Sinema. Seri ketiganya ini mengangkat tema perjuangan dan penderitaan rakyat Palestina di Gaza, dengan balutan narasi emosional dan visual yang kuat.
Film ini tidak hanya mengisahkan tentang konflik, tetapi juga menekankan nilai-nilai kemanusiaan, cinta, dan harapan di tengah penderitaan.
Baca Juga: IUP 4 Perusahaan di Raja Ampat Dicabut, Legislator Minta Pemerintah Konsisten
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) turut menyatakan dukungan penuh terhadap produksi dan distribusi film Hayya 3: Gaza. Dukungan tersebut merupakan bagian dari strategi diplomasi budaya yang ingin membawa pesan kemanusiaan Indonesia ke dunia internasional, sekaligus memperkuat posisi industri film nasional sebagai bagian penting dari soft power bangsa.
"Genosida di Palestina menjadi sumber ilham yang tidak habis-habis bagi insan perfilman, bagi pelaku seni dan kebudayaan, musisi, dan semua yang terlibat dalam industri kebudayaan dan kreatif ini. Mereka bisa memproduksi lebih banyak lagi karya-karya kreatif dari peristiwa genosida Palestina yang sekarang belum berhenti," ucap Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Anis Matta dalam acara tersebut.
Kementerian Ekraf bersama Kemlu pun berharap film Hayya 3: Gaza dapat menjadi tonggak penting dalam membangun kesadaran publik akan isu kemanusiaan global, sekaligus mendorong ekosistem perfilman nasional untuk terus berkarya dan berkontribusi terhadap perdamaian dunia. (*)