Saint Petersburg, warnaberita.com – Dalam rangka memperkuat hubungan bilateral dan membangun ekosistem pendidikan tinggi yang kolaboratif, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama di bidang pendidikan tinggi dengan Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi, Federasi Rusia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Republik Indonesia ke Rusia dan partisipasi dalam Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025.
Penandatanganan dokumen yang dilakukan Mendiktisaintek Brian Yuliarto dengan Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Federasi Rusia, Valery Falkov mempertegas nota kesepahaman antara Indonesia dengan Rusia dalam SPIEF 2025 ini akan menjadi salah satu dari empat kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Federasi Rusia.
Baca Juga: Sekaa Gong Wanita Dahayu Singasana Tampil Heroik di PKB Tabanan 2025
Penandatanganan tersebut dilakukan dalam upacara pengesahan bilateral yang disaksikan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Istana Constantine, Saint Petersburg, Jumat (20/6/2025).
Pertukaran dokumen tersebut menjadi penegasan konkret atas komitmen kedua negara dalam memperkuat hubungan strategis lintas sektor di tengah dinamika global yang terus berubah.
“Indonesia dan Rusia sepakat menjalin kerja sama strategis di bidang pendidikan tinggi. Kesepakatan ini saya tandatangani bersama Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Federasi Rusia, Valery Falkov, di Saint Petersburg, sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan bilateral berbasis pengetahuan dan riset,” tutur Brian.
Baca Juga: Program Kopdes/ Kel Merah Putih Wujud Komitmen Pemerintah Wujudkan Ekonomi Kerakyatan
Dia menegaskan bahwa melalui perjanjian ini, kedua negara akan mendorong pertukaran mahasiswa, dosen, dan peneliti; menyelenggarakan program riset bersama; memfasilitasi beasiswa; hingga mempromosikan pembelajaran bahasa dan budaya masing-masing.
Tidak hanya itu, kerja sama antarkampus, konferensi akademik, dan proyek-proyek inovatif lintas negara juga menjadi bagian penting dari kolaborasi ini.
“Saya percaya bahwa pendidikan tinggi harus menjadi jembatan peradaban. Harapannya, kolaborasi ini akan membuka lebih banyak peluang bagi generasi muda kedua negara untuk belajar, berinovasi, dan berkontribusi bagi masa depan yang lebih baik,” tambah Brian.
Baca Juga: Kopdes Merah Putih Itu Wujud Pemikiran Ekonomi Pancasila dari Margono Joyohadikusumo
Seluruh dokumen pertukaran telah ditandatangani sebelumnya (pre-signed) oleh pejabat terkait dari kedua negara dan secara simbolis dipertukarkan di hadapan kedua kepala negara.
Brian Yuliarto mengharapkan kerja sama ini dapat menjadi tonggak penting dalam penguatan ekosistem riset dan pendidikan tinggi, serta membuka peluang mobilitas akademik lintas negara.
“Ke depan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi akan mendorong perguruan tinggi Indonesia untuk menindaklanjuti perjanjian ini melalui kemitraan konkret, program kolaboratif, serta kontribusi nyata terhadap diplomasi pendidikan dan penguatan posisi Indonesia dalam jaringan akademik global,” pungkas Brian.
Baca Juga: Industri Furnitur Perlu Rebut Peluang USD 660 Miliar di Pasar Global
Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo dan Presiden Putin juga telah menyepakati “Deklarasi Kemitraan Strategis antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia”.
Pertukaran dokumen kerja sama ini mencerminkan arah baru dalam hubungan bilateral Indonesia–Rusia yang semakin luas dan multidimensi, mulai dari pendidikan dan ekonomi digital, hingga investasi, transportasi, dan penguatan konektivitas antarlembaga strategis. (*)