Jakarta, warnaberita.com - Isu komunitas Muslim minoritas menjadi salah satu fokus utama dalam Konferensi ke-19 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau Sidang Umum Persatuan Parlemen Anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam), yang diselenggarakan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/5).
Hal ini disampaikan anggota Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI Eva Monalisa.
"Ini kan mengenai komunitas Muslim dan minoritas, dan tadi itu ada beberapa agenda, termasuk juga Rohingya," ujar Eva.
Baca Juga: Aksi Spektakuler Warnai GT World Challenge Asia 2025 di Mandalika
Ia menambahkan bahwa Indonesia sebelumnya telah membahas dan melakukan audiensi terkait isu Rohingya, tetapi dalam konferensi kali ini muncul usulan agar penanganan isu tersebut dapat didorong lebih kuat oleh negara-negara yang memiliki kapasitas besar.
“Delegasi kita, Indonesia, memberikan saran bahwa untuk kasus Rohingya ini mungkin perlu ada dorongan dari negara-negara yang punya kapasitas tinggi agar bisa memberikan persetujuan atau tindakan yang lebih konkret,” jelasnya.
Politisi Fraksi PKB itu menyampaikan sejumlah negara anggota Parlemen OKI mendukung penguatan komunitas Muslim minoritas ini. Menurutnya, Malaysia dan Aljazair menjadi contoh negara yang secara aktif menunjukkan dukungan mereka terhadap perlindungan dan penguatan hak-hak Muslim sebagai kelompok minoritas di berbagai wilayah.
Baca Juga: I Nyoman Purwayasa, Pelestari Suling Bali yang Menginspirasi Dunia dari Banjar Semana
"Semua negara sejauh ini berkomitmen untuk mendukung penguatan Muslim sebagai minoritas. Malaysia, Aljazair, dan beberapa negara lainnya menyatakan dukungan mereka secara jelas," pungkasnya.
Mengusung tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”, Sidang Umum Persatuan Parlemen Anggota OKI ini diharapkan menjadi forum strategis untuk memperkuat tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatkan ketahanan nasional, serta memperkuat lembaga-lembaga demokrasi di negara-negara anggota OKI.
Diketahui, beberapa ciri umum negara yang memiliki muslim minoritas, misalnya, memiliki keragaman agama lebih tinggi, kebijakan terhadap minoritas Muslim sangat bervariasi (dari toleran hingga diskriminatif), isu integrasi dan representasi Muslim menjadi perdebatan sosial dan politik, dab beberapa negara, komunitas Muslim menghadapi marginalisasi atau diskriminasi, sedangkan di tempat lain mereka bisa hidup berdampingan secara damai dan setara.
Baca Juga: Apeksi United Tumbangkan Apeksi City 4-2 di Laga Persahabatan Munas VII Apeksi
Beberapa negara yang memiliki Muslim minoritas, di antaranya, Filipina.
Negara memiliki populasi Muslim kurang lebih 6 persen yang teerkonsentrasi di wilayah Mindanao dan sekitarnya.
Selanjutnya, Thailand dengan populasi Muslim kurang lebih 5-6 persen yang banyak terdapat di wilayah selatan seperti Pattani, Yala, dan Narathiwat.
Baca Juga: Sekda Gianyar Tinjau Langsung Seleksi PPPK Tahap II di UT Denpasar
Termasuk Myanmar yang memiliki populasi Muslim sebanyak kurang lebih 4 persen, salah satu kelompok Muslim yang dikenal luas adalah etnis Rohingya. (*)