Tanjungpinang, warnaberita.com - Melalui program-program yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), seperti Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) dan Matching Fund, mahasiswa dan dosen Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) berhasil menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat pesisir dan kepulauan di Kepulauan Riau, Jumat (25/4/2025).
Salah satu keberhasilan program PPK Ormawa ditunjukkan oleh Indah Paramaida, mahasiswa Program Studi Budi Daya Perairan.
Di Kampung Madong, Indah membangun hatchery atau tempat pembenihan ikan dari lahan kosong untuk meminimalisir biaya produksi.
Baca Juga: Perseden Denpasar Melaju Ke 32 Besar Liga 4 Nasional
“Biasanya pembudi daya harus membeli benih ukuran 8cm dengan harga mahal. Kami membesarkan benih dari ukuran 3cm menjadi 8cm agar masyarakat bisa menebar benih sendiri dan menekan biaya,” kata Indah.
Kegiatan ini tidak hanya berdampak bagi masyarakat, tapi juga bagi mahasiswa.
“Saya jadi belajar langsung dari masyarakat dan bisa memberi manfaat nyata. Tapi tentu kegiatan ini akan lebih maksimal jika didukung anggaran yang memadai,” tambah Indah.
Baca Juga: Periode Kedua Kepemimpinan, Gubernur Koster Komit Tuntaskan Persoalan Sampah
Senada dengan Indah, Wulan, mahasiswa Teknologi Hasil Perikanan UMRAH, memanfaatkan program magang dan PKKM untuk mengembangkan produk olahan mangrove di Desa Kampung Resun.
Bersama timnya, ia menciptakan produk inovatif berupa sirup dan dodol dari buah mangrove yang semula hanya digunakan sebagai campuran sambal.
“Desa ini belum memiliki oleh-oleh khas. Produk ini kami desain hingga kemasannya untuk menambah nilai jual dan meningkatkan pendapatan warga,” terang Wulan.
Baca Juga: Warna Abu-abu Perak Tambahkan Kehangatan di Dapur Putih
Dosen Magister Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Febrianti Lestari, menyatakam bahwa beberapa produk inovasi akan dipamerkan di MTQ tingkat provinsi.
Dia menjelaskan bagaimana hibah penelitian dari Kemdiktisaintek memberi ruang pengembangan riset dan pengabdian.
Melalui program Matching Fund, ia membina kelompok masyarakat dalam peningkatan ekonomi berbasis pelestarian hutan darat dan pesisir.
“Kami mendampingi kelompok masyarakat untuk membangun ekowisata, meningkatkan kapasitas dalam carbon accounting, hingga menginisiasi sekolah alam sebagai bentuk keberlanjutan,” jelas Febrianti.
Antusiasme juga datang dari masyarakat, seperti Ketua Pokdakan Maju Mandiri Kampung Madong, Hamzah yang mengaku senang mendapat pelatihan langsung dari mahasiswa dan dosen UMRAH.
“Kami jadi tahu cara cek kualitas air, mengenali penyakit ikan, dan dibantu seminar untuk kerja sama dengan kampus,” ujar Hamzah.
Baca Juga: Menteri UMKM Terpilih Jadi Ketua Umum IKA Trisakti, Gaungkan Semangat Kewirausahaan
Dosen Prodi Budi Daya Perairan, Shavika Miranti menekankan pentingnya keberlanjutan program seperti PPK Ormawa ini.
“Kami melakukan pendampingan intensif kepada pembudi daya, termasuk membuat kolam terpal untuk pembesaran benih. Kampus hadir sebagai solusi atas permasalahan masyarakat,” jelas Shavika.
Ia menambahkan bahwa riset dosen dan mahasiswa harus terus didorong agar tidak berhenti sebagai pengetahuan, tetapi sampai tahap hilirisasi yang memberi dampak nyata. (*)