Depok, warnaberita.com - Kantor Guru dan Tenaga Pendidikan (KGTK) Provinsi Bengkulu membawa semangat baru, menjadikan numerasi sebagai bagian dari hidup, bukan sekadar pelajaran di papan tulis.
Dilansir dari laman kemendikdasmen.go.id, Kepala KGTK, Hendra Apriawan menyebut peran lembaganya bukan hanya memperkuat kemampuan berhitung, tetapi menanamkan cara berpikir numerat, yakni kemampuan memahami dan menggunakan angka dalam kehidupan sehari-hari.
“Numerasi bukan soal angka saja. Ini soal cara kita membaca dunia. Dari petunjuk arah, menghitung pengeluaran, sampai berani membuka usaha sendiri. Semua butuh kemampuan numerat,” kata Hendra, dalam kegiatan Konsolidasi Nasional Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2025, di Pusat Pelatihan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Depok, Jawa Barat, pada Rabu (30/4/2025).
Baca Juga: Dishub Badung Pasang 30 "Water Barrier" di Kawasan Jalan Terminal Mengwi
KGTK Provinsi Bengkulu bersama Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu dan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Bengkulu memulai langkah nyata di SMA Negeri 1 Kabupaten Kepahiang.
Sekolah ini dijadikan percontohan penguatan numerasi, literasi, dan saintek, tapi bukan sembarang pelatihan, melainkan pelatihannya mendekat ke guru, bukan sebaliknya.
“Kita datang ke mereka. Kita buat pelatihan di hari-hari yang disepakati bersama, lewat Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Kelompok Kerja Guru (KKG). Guru tidak perlu jauh-jauh meninggalkan keluarganya. Ini soal rasa saling menghargai,” katanya.
Baca Juga: TP. PKK dan Dinsos Badung Kunjungi Disabilitas di Mengwi
Namun, Hendra sadar perubahan tidak datang dengan mudah.
Tantangan paling awal adalah menyamakan visi antarlembaga.
“Ini bukan pekerjaan satu pihak. Dinas punya guru, sekolah, dan kebijakan. Kita hanya bisa bergerak kalau bersama,” ujarnya.
Baca Juga: Hadir Lebih Dekat dengan Generasi Z Lewat Dunia Esports, Honda Gandeng Team Liquid Indonesia
Di balik keterbatasan, ada semangat yang terus tumbuh, di mana para guru mulai bergerak sendiri.
Mereka berkumpul, belajar bersama, bahkan ada yang mengikuti pelatihan hingga luar negeri.
Hendra menyebut, banyak dari mereka yang tidak mau berhenti pada diri sendiri, mereka berbagi.
Baca Juga: Kementerian Pariwisata Gandeng Qatar Airways Perluas Promosi Pariwisata Indonesia
“Ada guru yang datang, bilang, ‘Pak, kapan pelatihannya dimulai lagi?’. Itu artinya mereka rindu belajar. Mereka ingin tumbuh. Dan yang paling membahagiakan, mereka tidak pelit ilmu. Mereka bagi ke sekolah lain,” tuturnya.
Hendra bercerita, bahwa tujuan akhirnya sederhana namun dalam, sehingga anak-anak di Bengkulu tak takut lagi dengan angka.
“Kita pernah lihat lulusan sarjana yang ragu buka usaha karena takut hitung-hitungan. Tapi ada ibu-ibu di pasar yang luwes menghitung untung-rugi, padahal tidak tamat sekolah. Itu bedanya, karena terbiasa numerat,” terangnya.
Baca Juga: Wamenekraf Paparkan Ragam Strategi Penguatan Ekosistem Ekonomi Kreatif Bersama IUMKM
Dengan pelatihan yang menyentuh akar, KGTK Provinsi Bengkulu berharap bukan hanya mencetak siswa yang pandai berhitung, tetapi juga generasi yang berani bermimpi dan mengambil keputusan karena paham cara membaca angka dalam hidup. (*)