Denpasar, warnaberita.com - Di tengah maraknya jajanan modern yang menawarkan berbagai rasa dan tampilan kekinian, penganan tradisional Bali, Laklak Men Gabrug, tetap mencuri perhatian masyarakat. Keunikan dan cita rasanya yang autentik membuat jajanan satu ini tetap eksis dan diburu banyak orang.
Berbeda dengan kebanyakan pedagang laklak lainnya, Men Gabrug yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk, Tanjung Bungkak, Kota Denpasar, menyajikan laklak yang benar-benar baru keluar dari tungku. Tak heran jika banyak pengunjung menyebutnya fresh from the oven.
Dilansir dari laman denpasarkota, proses pembuatannya yang tradisional menjadi daya tarik tersendiri. Setiap laklak dibuat langsung di tempat, di atas tungku berbahan batu bata dengan kayu kopi sebagai bahan bakarnya. Cetakan laklak yang digunakan juga bukan sembarangan, melainkan cetakan dari tanah liat yang diyakini memberikan rasa lebih gurih dan aroma khas pada adonan.
Baca Juga: Hari Air Sedunia, Biru Gratiskan Satu Galon Air Minum Berkualitas
Setiap hari, antrean panjang terlihat di warung Men Gabrug. Banyak pembeli rela menunggu demi mencicipi hangatnya laklak yang baru matang, ditaburi parutan kelapa segar dan disiram gula aren cair yang kental. Harganya pun ramah di kantong, yakni bekisar Rp8 ribu hingga Rp15 ribu per porsinya.
Adonan laklak Men Gabrug terbuat dari campuran tepung beras, santan, garam, air daun pandan, dan air daun suji yang memberi warna hijau alami pada kue tersebut. Setelah matang, laklak diberi topping kelapa parut segar dan gula aren rebus yang manis legit, menciptakan kombinasi rasa gurih dan manis yang sempurna.
Tak hanya masyarakat lokal, wisatawan juga kerap penasaran mencicipi laklak hangat buatan Men Gabrug. Ini membuktikan bahwa jajanan tradisional Bali ini masih diminati di tengah gempuran jajanan kekinian.
Baca Juga: Sepuluh Kuliner Malam di Pulau Dewata
Dengan tetap mempertahankan cara pembuatan tradisional, Laklak Men Gabrug menjadi simbol bahwa kearifan lokal Bali dalam kuliner tetap hidup. Di tengah perkembangan zaman, laklak sederhana ini justru tampil memikat, membangkitkan nostalgia rasa bagi yang merindukan cita rasa Bali tempo dulu.(*)