Malang, warnaberita.com – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kementerian Ekraf) melalui Direktorat Pengembangan Akses Pendanaan, Pembiayaan, dan Investasi, menyelenggarakan Literasi Bisnis bagi Pelaku Usaha Ekonomi Kreatif di Kota Malang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kapasitas pelaku ekonomi kreatif agar mampu beradaptasi dengan perubahan pasar dan mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.
“Melalui program ini, kami berharap lahir lebih banyak wirausaha kreatif yang mandiri, inovatif, dan berkontribusi nyata bagi perekonomian daerah. Pemerintah berkomitmen menghadirkan ekosistem yang mendukung melalui literasi, pembiayaan, dan kolaborasi lintas sektor,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya, Sabtu (11/10/2025).
Menteri Ekraf Teuku Riefky menegaskan bahwa kegiatan literasi bisnis merupakan langkah strategis pemerintah untuk memperkuat daya saing pelaku ekonomi kreatif di tengah transformasi ekonomi global. Sedangkan Direktur Anggara Hayun menambahkan bahwa sektor ekonomi kreatif di Malang memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi daerah. Pegiat ekraf masih menghadapi tantangan berupa pencatatan dan pelaporan keuangan.
“Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas pelaku ekraf dalam mengelola bisnis secara profesional, mengakses pendanaan, dan memitigasi risiko keuangan. Literasi bisnis menjadi fondasi agar pelaku kreatif dapat naik kelas. Kami berharap literasi bisnis ini adalah langkah awal agar pelaku ekraf siap scale-up, mampu membaca peluang dan mengelola keuangan bisnis yang sehat sehingga layak mendapat pendanaan dan pembiayaan dari lembaga resmi baik perbankan maupun non perbankan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi XI DPR RI Hasanuddin Wahid menyoroti masih adanya sejumlah tantangan yang dihadapi pelaku usaha ekraf, seperti rendahnya pemanfaatan teknologi dan minimnya pengetahuan keuangan.
“Pola pikir kewirausahaan yang belum tajam dan ekosistem pelaku ekraf yang belum terhubung secara optimal turut menjadi kendala dalam mendorong pertumbuhan sektor ini” ujarnya.
Terakhir, Kepala OJK Kota Malang Farid Faletehan mengingatkan peserta untuk berhati-hati terhadap kejahatan digital, tawaran investasi atau pinjaman yang ilegal.
“Di Indonesia masih ada gap sebesar 14 persen antara tingkat inklusi dan literasi keuangan di masyarakat, maka itu pahami betul legalitas dan risikonya. OJK berkomitmen melindungi konsumen, dan edukasi seperti hari ini adalah kunci utama agar pelaku ekraf terhindar dari jeratan pinjaman online ilegal yang dapat menghambat pertumbuhan usaha,” tegasnya.
Sementara itu, Kabid Pemasaran Pariwisata dan Ekraf Dispora Kota Malang Laode Kulaita B, menilai program ini sangat relevan dengan kebutuhan pelaku kreatif lokal.
“Literasi bisnis adalah fondasi. Kami berharap pelaku ekraf di Malang tidak hanya unggul dalam kreasi produk, tetapi juga cerdas dalam manajemen usaha dan keuangan,” tuturnya.
Sebelum acara dimulai, Dini Andriani sebagai Ketua Tim Sistem Informasi Investasi Ekraf Nasional (Sikarafnas) Kemeneterian Ekraf melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 70 pelaku usaha ekraf dari berbagai subsektor. Program ini berfokus pada peningkatan kemampuan pencatatan keuangan, mitigasi risiko, dan kesiapan mengakses pembiayaan formal.
“Kegiatan Literasi Bisnis di Malang Raya ini merupakan upaya berkelanjutan Kementerian Ekraf untuk memperkuat kapasitas kurang lebih 70 pegiat usaha ekraf lokal dalam hal pencatatan keuangan, mitigasi risiko finansial, dan kesiapan akses pembiayaan. Kami berharap agar talenta ekraf di Malang benar-benar siap naik kelas,” jelas Dini.
Rangkaian kegiatan menghadirkan tiga narasumber utama, yakni Anggara Hayun Anujuprana (Kementerian Ekraf) dengan materi Pengantar Literasi Bisnis bagi Pelaku Ekraf; Farid Faletehan (OJK Malang) yang membahas Waspada Investasi, Pinjaman Online, dan Edukasi Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) serta Himawan Adhi Hartanto, Certified Financial Planner, yang memaparkan pentingnya perencanaan keuangan bisnis berkelanjutan.
Kolaborasi lintas lembaga ini menjadi wujud nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif nasional. Kegiatan ditutup dengan sesi diskusi interaktif yang diikuti antusias oleh para peserta.
Program Literasi Bisnis ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan Kementerian Ekraf dalam membangun ekosistem ekonomi kreatif yang kokoh, mandiri, dan berdaya saing, serta mendorong pelaku kreatif Indonesia untuk berkembang hingga ke tingkat global. (*)
