Jakarta, warnaberita.com - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria, meyakini transformasi digital akan membantu Indonesia mengatasi dampak perubahan iklim bagi kesehatan masyarakat.
“Teknologi menjadi perisai kita terhadap ancaman kesehatan yang disebabkan oleh iklim. Kita membutuhkan sains, kolaborasi dan inovasi digital untuk mengatasi hal ini,” tegasnya dalam ‘Innovative Forum of ClimateSmart Indonesia’ di Jakarta Selatan, Senin (5/5).
Nezar menjelaskan, Pemerintah mengoptimalkan penerapan teknologi baru termasuk kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) dalam mengatasi dampak perubahan iklim.
Baca Juga: Perluas Akses Layanan Kesehatan, Pemerintah Bangun RSUD Buton Tengah
Menurutnya, pemanfaatan AI akan membuat kebijakan Pemerintah berdasarkan data-data yang akurat dan ilmiah.
“Ketika bicara tentang Indonesia yang sedang dilanda risiko kesehatan terkait iklim, ini adalah pernyataan yang diverifikasi dan diukur dengan bukti yang tak terbantahkan. Misalnya, Kementerian Kesehatan kita mencatat lebih dari 443.000 kasus malaria pada tahun 2022 saja. Proyeksi ekonomi juga menunjukkan dampak kesehatan terkait iklim dapat merugikan Indonesia sebesar 1,89% dari PDB,” tuturnya.
Lebih lanjut, Nezar Patria menyatakan, inovasi kesehatan digital memiliki arti penting dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan ketahanan, sehingga mengurangi dampak ketika bencana atau wabah terjadi.
Baca Juga: Ratusan RS Pemerintah Bakal Dilengkapi Alkes Canggih
Menurutnya, inovasi teknologi mampu menyediakan perawatan berkualitas bagi mereka yang terdampak, seperti penggunaan pemantauan pasien jarak jauh dan dukungan digital untuk perawatan diri.
"Kami sangat mendukung pengembangan Sistem Tanggap Peringatan Dini Indonesia atau E-WARS. Kami menantikan kemajuan teknologi dan eksplorasi kasus penggunaan yang lebih banyak lagi, sehingga kami dapat membayangkan kondisi kesehatan yang lebih baik dan menyelamatkan lebih banyak nyawa,” jelasnya.
Oleh karena itu, Nezar Patria mendukung Innovation Forum of ClimateSmart Indonesia agar bisa menghadirkan solusi dari kolaborasi berbagai pemangku kepentingan seperti Kementerian Kesehatan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA), Institute for Health Modeling And Climate Solutions (IMACS) dan Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI).
Baca Juga: Dialog dengan Aliansi BEM, Menteri Brian Minta Mahasiswa Tingkatkan Kompetensi
“Kita harus memanfaatkan kecakapan teknologi kita untuk mengubah krisis ini menjadi peluang untuk transformasi. Dengan menggabungkan data iklim dan kesehatan, AI (Artificial Intelligence) mampu memprediksi, mencegah, dan bahkan mengurangi dampak ancaman kesehatan terkait iklim dengan lebih baik, termasuk memprediksi dan mencegah terjadinya wabah,” tandasnya. (*)