Jakarta, warnaberita.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar hari ini bertolak ke Amerika Serikat.
Ada empat agenda Menag selama di negara Paman Sam, mulai dari menerima penghargaan, berdialog soal toleransi, menjalin kerja sama produk halal, hingga melakukan pembinaan bagi Warga Negara Indonesia di Amerika.
“Saya memenuhi undangan dari Amerika Serikat dan sudah minta izin ke Presiden. Agenda yang pertama, saya diberikan award Honoris Causa dari Harford di New York, di Connecticut,” ujar Menteri Agama Nasaruddin Umar, Rabu (14/5).
Baca Juga: Bikin Industri Rendang Semakin Nendang, Begini Jurus Kemenperin
Agenda kedua adalah memenuhi undangan dari State Department Amerika Serikat untuk berbagi pengalaman Indonesia dalam membangun suasana toleran dan damai antarumat beragama.
“Kedua, memenuhi undangan dari United States Department of State. Kami diminta untuk memberikan saran-saran bagaimana menciptakan suasana toleransi di Indonesia yang terkesan di Amerika itu sangat bagus,” tutur nya.
Agenda ketiga adalah pertemuan dengan lembaga yang menangani kerja sama bilateral di bidang halal dan ekonomi syariah.
Baca Juga: Pemanfaatan Nilai Budaya Jadi Kunci Dongkrak Ekspor Industri Kreatif
“Ketiga, Kami juga akan melakukan pertemuan dengan, ada satu lembaga yang menyangkut masalah hubungan bilateral, masalah halal, dan membahas kerja sama yang lebih baik nanti dalam bidang produk halal dan ekonomi syariah," terang Menag.
Agenda keempat yaitu pembinaan komunitas Indonesia di Amerika, khususnya terkait pencatatan perkawinan WNI agar sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Baca Juga: Honda Perkenalkan Varian Baru Honda CR-V TrailSport di Amerika Serikat
"Kita akan melakukan beberapa pembinaan bagaimana perkawinan orang-orang Indonesia di Amerika. Menurut Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 bahwa catatan perkawinan itu harus ada. Di Amerika, 2 tahun lalu kita sudah pernah melakukan koordinasi dengan pihak Kedutaan Besar RI, tapi mungkin nanti ada perkembangan-perkembangan baru yang teman-teman dari Amerika perlu ketahui," pungkasnya. (*)