Jakarta, warnaberita.com - Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin sidang Komite Umum (General Committee) Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
Ia pun menyinggung mengenai Islam yang memiliki modal sebagai kekuatan baru dunia.
Sesi sidang ini digelar di Ruang Paripurna, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5).
Baca Juga: Legenda Honda Kini Berinovasi dengan Teknologi Hybrid, Inilah New Civic RS e:HEV
Adapun sidang ini merupakan pertemuan ke ke-26 Komite Umum PUIC di mana DPR bertindak sebagai tuan rumah Konferensi PUIC ke-19. Tampak Puan duduk di meja pimpinan sidang diapit oleh Sekjen PUIC Mouhamed Khouraichi Niass, dan Deputi Sekjen PUIC Ali Asghad Mohammadi Sinjani.
Perhelatan di Jakarta tahun 2025 juga sekaligus menandakan 25 tahun usia (silver jubilee) PUIC sejak pertama didirikan pada tahun 1999.
Meski acara pembukaan resmi baru digelar malam nanti, namun rangkaian kegiatan PUIC ke-19 sudah dimulai sejak Senin (12/4) dengan sejumlah pertemuan penting. Mulai dari soal isu terkait Palestina dan Minoritas Muslim, Dialog Peradaban dan Agama, Ekonomi dan Lingkungan, serta isu Hak Asasi Manusia, Perempuan dan Keluarga.
Baca Juga: Prabowo Dijadwalkan Bertemu PM Albanese
Konferensi PUIC ke-19 dihadiri oleh delegasi parlemen 37 negara anggota OKI. Total ada sekitar 500 anggota delegasi yang hadir, termasuk dari negara-negara observer.
“Kita berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu yang penting dan krusial bagi eksistensi umat di negara muslim maupun negara dengan penduduk mayoritas muslim,” tuturnya.
Puan lalu menyinggung soal umat muslim di dunia yang mencapai dua miliar penduduk. Ia mengatakan, jumlah penduduk umat muslim telah mendominasi hampir 25 persen populasi global.
Baca Juga: Umat Buddha Diajak Teladani Laku Spiritual Siddharta Gautama
“Idealnya, kita dapat menjadi elemen kekuatan baru dari tatanan dunia. Pada satu titik, Islam memiliki modal untuk menjadi kekuatan baru dunia. Kita adalah kekuatan peradaban yang menekankan persatuan umat,” ungkap Puan.
“Islam adalah peradaban yang menghargai keberagaman dan pluralisme, sebagaimana tercermin di Piagam Madinah. Bahkan Islam pernah mencapai masa kejayaan dan keemasan yang melahirkan filsuf, ilmuwan, insinyur, yang berkontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan dunia,” imbuhnya.
Meski begitu, Puan menyebut beragam tantangan baik domestik dan global saat ini membayangi negara muslim dan negara berpenduduk muslim mayoritas dalam menampilkan perannya sebagai kelompok yang diperhitungkan di dunia.
Baca Juga: Konferensi ke-19 PUIC, Indonesia Tegaskan Pentingnya Akses Air Bersih
“Di level domestik, kita masih perlu menjawab berbagai pertanyaan dari publik mengenai mampukah kita menyediakan pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel,” ujar Puan.
“Di sisi lain, kita juga harus menavigasi beragam cengkeram kepentingan politik global dan memperkuat upaya menjaga soliditas antarnegara anggota OKI,” sambung perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.
Oleh karena itu, Puan mengaku merasa berbahagia melihat Delegasi Parlemen Negara-Negara OKI dapat hadir mendiskusikan topik utama konferensi kali ini yakni “PUIC Silver Jubilee – Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience”.
Baca Juga: XL SATU Hadirkan Penawaran Spesial di Mei 2025
Sejak kesepakatan pembentukan pada 1999 dan kemudian secara resmi beroperasi sejak tahun 2000, Puan mengatakan sudah banyak hal yang dilakukan PUIC.
“Organisasi antarparlemen negara Islam dan berpenduduk mayoritas Islam ini telah mengarungi beragam perjalanan dalam upaya memperkuat solidaritas antarparlemen dan umat,” ucapnya.
Dalam sidang 26th Session of the PUIC General Committee ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PUIC Mouhamed KhouraichiNiass dan Presiden PUIC ke-18, Ketua Majelis Nasional Republic Pantai Gading, Adama Bictogo turut menyampaikan pandangan.
Puan pun memuji keberhasilan parlemen Pantai Gading yang memegang keketuaan PUIC tahun 2024, khususnya sang ketua, Adama Bictogo yang memegang tongkat Presidensi PUIC ke-18.
“Peran signifikan Yang Mulia Presiden PUIC ke-18 dalam memimpin PUIC setahun ke belakang dan menavigasi kepentingan organisasi dalam beragam agenda global merupakan peran berharga dalam sejarah PUIC,” jelas mantan Menko PMK itu.
Usai penyampaian pendapat, sesi sidang ini kemudian melakukan pemilihan komposisi Kepemimpinan Biro untuk Konferensi PUIC ke-19 yang terdiri dari Presiden Konferensi, dua Wakil Ketua dan Rapporteur (pelapor).
Sejalan dengan Pasal 4 Statuta PUIC, Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai tuan rumah akan memimpin memimpin jalannya Konferensi PUIC ke-19.
Sementara dua Wakil Ketua lainnya akan dipilih dari Ketua Delegasi parlemen dari kawasan lainnya yakni dari Kelompok Afrika dan Kelompok Arab. Lalu, Rapporteur akan dipilih dari delegasi yang hadir.
Puan lalu meminta persetujuan anggota PUIC yang mengikuti sidang atas nama-nama tersebut.
“Pada kesempatan ini, saya meminta persetujuan peserta untuk merekomendasikan nama-nama tersebut untuk disetujui sebagai anggota Biro Pimpinan Konferensi PUIC ke-19. Apakah dapat disetujui?” tanya Puan.
“Setuju,” jawab peserta sidang serentak dilanjutkan ketukan palu sidang Puan tanda pengesahan.
Selain memilih Biro Pimpinan Konferensi PUIC ke-19, peserta sidang juga menyepakati agenda dan program kerja PUIC General Committee ke-26, serta hasil laporan kerja organisasi dalam aktivitas terkait PUIC General Committee.