Makassar, warnaberita.com - Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat Nasional dan Asia Tenggara 2025 di Wajo, Sulawesi Selatan, akan menjadi yang pertama kalinya digelar berbasis digital.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Suyitno ini akan menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya digelar berbasis digital. “Digitalisasi bukan barang baru bagi kita. Kita sudah lama menerapkannya, termasuk dalam pendidikan pesantren,” kata Suyitno saat memberikan sambutan pada Rakor Pelaksanaan MQK Nasional dan Asia Tenggara di Makassar, Selasa (29/4)
“Santri sekarang sudah sangat kuat literasi digitalnya. Jangan anggap mereka ketinggalan zaman,” tegasnya dilansir dari laman Kemenag.
Baca Juga: Bangun Generasi Berintegritas, Ini Komitmen Kemdiktisaintek dan KPK
Dalam konteks digitalisasi, Suyitno menekankan pentingnya tampilan aplikasi digital MQK yang menarik dan fungsional. “Tampilan dashboard harus kekinian, mulai dari registrasi, informasi event, hingga transportasi. Bahkan urusan pendukung seperti pariwisata juga harus masuk ke dalam sistem digital ini,” jelasnya.
Ia juga mendorong agar inovasi-inovasi dalam MQK 2025 diglorifikasi secara masif. “Ini pertama kalinya MQK dilakukan secara digital. Harus kita tampilkan sebagai prestasi besar. Apa saja inovasi kita? Ini harus dikabarkan secara luas,” ujarnya.
Untuk menguatkan skala Asia Tenggara, Suyitno mendorong keterlibatan dewan hakim dari luar negeri sebagai bukti reputasi internasional MQK. Namun, ia mengingatkan bahwa seluruh dewan hakim juga harus memiliki kecakapan digital.
Baca Juga: Ikuti Arabian Travel Market Dubai 2025, Indonesia Target Jaring 249 Ribu Wisman Timteng
“Dewan hakim harus cakap digital. Untuk itu perlu dibuat video tutorial, baik bagi peserta maupun dewan hakim, agar semua memahami sistem yang kita pakai,” lanjutnya.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa digitalisasi dalam MQKN ini tidak boleh lepas dari konteks pemberdayaan pesantren. “Kita bicara dua hal besar di sini: digitalisasi dan pemberdayaan pesantren. Keduanya harus berjalan beriringan,” pungkasnya.
MQK Nasional dan Asia Tenggara dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2025 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Ini akan menjadi bagian penting dari transformasi pendidikan pesantren di era digital. (*)