Sidoarjo, warnaberita.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menekankan pentingnya peran perempuan sebagai penggerak utama pembangunan dan pilar ekonomi bangsa.
Hal itu disampaikan Menteri PPPA dalam acara Musyawarah Kerja Wilayah (Musykerwil) I Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur periode 2022–2026 yang mengusung tema "Perempuan Muda Tangguh untuk Kemakmuran Jawa Timur”.
“Setiap bangsa yang besar adalah bangsa yang juga berinvestasi besar terhadap pengembangan sumber daya manusianya, termasuk di dalamnya kaum perempuan. Hal ini sejalan dengan Asta Cita, delapan misi utama yang menjadi arah pembangunan nasional dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Sebagaimana kita ketahui bersama, perempuan mengisi hampir setengah dari total populasi Indonesia dan memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan nasional. Perempuan bukan hanya sebagai penerima manfaat pembangunan, tetapi juga menjadi aktor utama dalam mendorong kemajuan di berbagai sektor,” ujar Menteri PPPA, pada Sabtu (26/4).
Baca Juga: Legislator Ingatkan Kebijakan Ekspor Beras Harus Utamakan Kebutuhan Nasional
Ia mengatakan perempuan Indonesia, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), terbukti memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) tahun 2024 menunjukkan 64,5% pelaku UMKM adalah perempuan, menyumbang sekitar 61% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Hal ini menjadi bukti perempuan adalah pilar utama dalam menggerakkan roda ekonomi bangsa.
Baca Juga: Era Agentic AI, Indonesia Susun Roadmap dan Regulasi
Untuk mempertahankan kemampuan perempuan sebagai pilar bangsa, maka diperlukan sebuah wadah atau komunitas di mana perempuan di desa dapat menyalurkan ketrampilan dan menambah pengetahuan yang memampukan diri mereka.
Kemen PPPA sendiri saat ini tengah mengembangkan Ruang Bersama Indonesia (RBI) sebagai penguatan DRPPA/KRPPA dan program-program pembangunan berbasis desa lainnya untuk mempercepat pencapaian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Selain RBI, Kemen PPPA juga mempersiapkan 2 program lain yaitu Perluasan Pemanfaatan Call Center SAPA 129, untuk memastikan layanan pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat diakses lebih luas dan responsif, serta Pengembangan Satu Data Perempuan dan Anak Berbasis Desa, yang bertujuan menyediakan data yang akurat dan terintegrasi sebagai dasar pengambilan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan inklusif.
Baca Juga: Honda Lanjutkan Ekspansi Jaringan di Luar Jawa
“Program-program ini dirancang untuk merespons berbagai tantangan nyata yang masih dihadapi perempuan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari akses terhadap ekonomi, pendidikan, kesehatan, keterlibatan dalam pengambilan keputusan, hingga kesenjangan dalam literasi digital dan pemanfaatan teknologi,” kata Menteri PPPA.
Ia juga mengapresiasi peran Nasyiatul Aisyiyah dalam mendorong perubahan positif melalui fokus pada pendidikan dan kesejahteraan perempuan muda.
Arifah menyambut baik Keputusan Gubernur Jawa Timur tentang Tim Koordinasi Program Pemberdayaan Usaha Perempuan (JATIM PUSPA) sebagai langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi perempuan di Jawa Timur hingga tingkat desa.
Baca Juga: IM3 Platinum Hadirkan Bundling dengan iPhone 16, Kuotanya hingga 200GB
“Nasyiatul Aisyiyah telah menjadi kekuatan penting dalam mendorong perubahan positif dalam masyarakat Indonesia. Melalui prioritasnya terhadap pendidikan dan kesejahteraan perempuan, Nasyiatul Aisyiyah berhasil memberikan ribuan peluang bagi perempuan muda untuk meraih kemandirian dan menyuarakan hak-hak mereka. Kami berharap, berbagai upaya untuk menciptakan kemandirian ekonomi perempuan di Jawa Timur dapat menjangkau lebih luas dan berjalan secara masif hingga ke tingkat desa, sehingga tidak ada satu pun perempuan yang tertinggal dari manfaat pembangunan. Kami sangat mengapresiasi segala bentuk inisiatif yang telah dilakukan oleh Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Timur serta berbagai pihak, baik dari lembaga masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan mitra pembangunan untuk meningkatkan potensi dan kontribusi nyata perempuan pada seluruh bidang pembangunan, baik di tingkat pusat hingga ke desa,” pungkas Menteri PPPA.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Jawa Timur, Desi Ratna Sari menyampaikan seminar ini diselenggarakan dalam rangka Musyawarah Kerja Wilayah I Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur, dengan tujuan utama membahas program kerja serta memperkuat kolaborasi dalam bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di seluruh wilayah Jawa Timur.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mempererat silaturahmi, membangun ukhuwah Islamiyah, serta menumbuhkan semangat pemberdayaan di kalangan perempuan muda. Acara ini diikuti oleh sekitar 200 peserta yang berasal dari 38 kota dan kabupaten se-Jawa Timur. (*)