Bandung, warnaberita.com - Kementerian Perindustrian terus mendorong industri perhiasan di dalam negeri agar semakin inovatif sehingga bisa berdaya saing di kancah global.
Berbagai program strategis yang telah dilaksanakan Kemenperin, antara lain program restrukturisasi mesin atau peralatan untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas, program bimbingan teknis dan pelatihan desain untuk peningkatan kompetensi pelaku industri, serta program e-Smart IKM yang mengakselerasi digitalisasi pemasaran industri kecil dan menengah (IKM).
“Semua program tersebut dijalankan untuk memacu para pelaku industri perhiasan nasional agar bisa lebih tangguh, adaptif dan mampu bersaing di pasar global,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (13/6).
Baca Juga: Infrastruktur Fondasi Pengembangan Ekraf
Program lainnya yang juga aktif dilakukan oleh Kemenperin, yakni mendukung penyelenggaraan promosi guna menciptakan ekosistem industri perhiasan yang terus tumbuh dan berkelanjutan. “Bersama para stakeholder, pemerintah mendorong terciptanya ruang promosi dan kolaborasi bagi pelaku industri perhiasan untuk memperluas akses pasar dan memperkenalkan produk unggulan ke tingkat global,” tuturnya.
Salah satu bentuk konkret dukungan tersebut diwujudkan melalui kolaborasi dengan Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) dalam penyelenggaraan Bandung Jewellery Fair (BJF) 2025, yang berlangsung pada 5–8 Juni 2025 di Sudirman Grand Ballroom, Bandung.
Ajang yang diselenggarakan oleh APEPI ini dibuka secara resmi oleh Dirjen IKMA Kemenperin dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari kementerian/lembaga, asosiasi industri, Dekranasda, pelaku usaha, hingga media nasional.
Baca Juga: Targetkan Swasembada Gula Lebih Cepat, Mentan Amran Benahi Tata Kelola Tebu Nasional
Pada kesempatan tersebut, Reni memberikan apresiasi kepada APEPI atas komitmennya yang berkelanjutan dalam menyelenggarakan pameran perhiasan berskala nasional maupun internasional. Upaya ini menjadi langkah strategis untuk memperluas akses pemasaran dan memperkuat pertumbuhan industri perhiasan dalam negeri.
“Kami menyampaikan apresiasi kepada APEPI atas dedikasinya yang secara kontinu menyelenggarakan pameran perhiasan tingkat nasional dan internasional. Tentu ini bertujuan untuk memperluas akses pemasaran produk perhiasan kita, yang diharapkan juga dapat mendukung pertumbuhan industri perhiasan di dalam negeri,” ujarnya.
Reni juga menjelaskan, industri perhiasan memiliki potensi besar untuk semakin tumbuh dan memiliki tren kinerja yang positif. Kemenperin mencatat, ekspor barang perhiasan dan barang berharga Indonesia pada triwulan I tahun 2025 mencapai USD1,95 juta, naik 16,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar USD 1,67 juta,” sebutnya.
Baca Juga: TBC Sebabkan Dua Kematian Setiap Lima Menit, Menkes Serukan Aksi Nasional
Menurut Reni, potensi komoditas emas nasional tetap menjanjikan seiring dengan tren harga emas dunia yang meningkat. “Emas tidak hanya berfungsi sebagai instrumen investasi yang stabil, tetapi juga berperan penting dalam mendukung pengembangan produk perhiasan untuk pasar global,” ungkapnya.
Selain itu, permintaan pasar industri perhiasan pada tahun 2025 terjadi peningkatan terhadap perhiasan berkelanjutan (sustainable jewellery), berbasis teknologi, serta desain yang bersifat personal dan inovatif. “Hal ini menjadi sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan pelaku industri perhiasan Indonesia untuk memperluas pasar ekspor dan meningkatkan daya saing global,” imbuhnya.
Direktur Industri Aneka, Reny Meilany mengungkapkan, Bandung Jewellery Fair merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Jewellery Fair (IJF) selaku pameran perhiasan tahunan yang rutin diadakan di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Baca Juga: Wellness Tourism Sukses Jadi Unggulan Pariwisata Indonesia di Osaka World Expo 2025
“Pameran ini memberikan peluang besar bagi produsen, distributor, pedagang grosir, dan pemasok berlian, emas, perak, mutiara, batu mulia dan semi mulia untuk berkumpul dan menjalin relasi bisnis dengan berbagai stakeholder rantai pasok industri perhiasan Indonesia,” paparnya.
Reny menyampaikan, Bandung dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan karena dikenal sebagai kota kreatif dengan ekosistem kewirausahaan yang kuat, yang mendukung pertumbuhan sektor industri berbasis kreativitas, termasuk perhiasan. “Kegiatan ini menjadi wadah penting bagi para pelaku industri perhiasan untuk memamerkan karya terbaik mereka, memperluas jaringan usaha, serta menyerap tren dan teknologi terkini dalam industri perhiasan global,” terangnya.
Penyelenggaraan Bandung Jewellery Fair 2025 juga diharapkan dapat menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan industri perhiasan nasional yang berbasis keunggulan lokal dan berorientasi global. (*)