Jakarta, warnaberita.com – Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, memaparkan tentang strategi, capaian, dan target Kementerian Ekraf untuk lima tahun ke depan saat menjadi pembicara utama sesi tematik International Conference on Infrastructure (ICI) di Plennary Hall JICC, Kamis, 12 Juni 2025.
Ketiga aspek itu nantinya akan meningkatkan infrastruktur ekraf, transformasi akses pendidikan, dan perluasan lapangan kerja yang berkualitas.
“Ekosistem kolaboratif dari infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi kreatif bisa bekerja sama sebagai pilar kemajuan perekonomian nasional. Kami meyakini masa depan ekonomi kreatif Indonesia akan tumbuh dari fondasi infrastruktur yang kuat, dengan dukungan talenta terampil, dan ekosistem yang inklusif,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky pada acara bertajuk “Enabling Innovation: Developing Infrastructure for Education and Creative Economy” ini.
Baca Juga: Indonesia Jadi Aktor Global dalam Isu Pembangunan Berkelanjutan
Sesi ini fokus membahas upaya pengembangan sektor pendidikan dan ketahanan ekonomi kreatif agar meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Menteri Ekraf Teuku Riefky menekankan berbagai program unggulan dalam ASTA EKRAF selalu fokus pada penguatan kapasitas talenta ekonomi kreatif dengan tujuan peneguhan kapabilitas, peningkatan nilai tambah, pengembangan kapasitas teknologi baru, konsolidasi ekosistem konten kreator, serta pengembangan talenta maupun perluasan ruang-ruang kreatif.
"Salah satu upaya strategis yang kami lakukan yaitu memperluas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti Nongsa di Batam dan Singhasari di Jawa Timur, yang fokus pada subsektor animasi,” imbuh Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Baca Juga: Menag Jawab Isu Pengurangan Kuota Haji 50 Persen
Menteri Ekraf Teuku Riefky juga menjelaskan peran lembaga pendidikan seperti Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bisa meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui nota kesepahaman dengan lembaga pendidikan dan swasta, Kementerian Ekraf bisa menyelaraskan Tridarma Perguruan Tinggi agar ekonomi kreatif bisa fokus pada pendidikan, penelitian, dan pemberdayaan masyarakat.
“Infrastruktur ekraf terkait erat dengan pendidikan dan pengembangan bakat. Ruang fisik memungkinkan pembelajaran praktis dan kewirausahaan untuk mendukung bakat serta inovasi sub sektor ekonomi kreatif. Kami juga menginisiasi konsorsium pendidikan tinggi ekonomi kreatif untuk menyatukan talenta dengan mengunjungi sekolah dan berinteraksi langsung dengan para siswa ke SMK Raden Umar Said Kudus, SMK NU Banat Kudus, SMK 2 Singhasari Malang, dan SMK 2 PGRI Kudus,” imbuh Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Setelah Menteri Ekraf Teuku Riefky menyampaikan paparan, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto juga mengungkap tantangan yang dihadapi untuk mendorong perguruan tinggi sebagai sumber penelitian dan inovasi industri kreatif.
Baca Juga: Kebijakan Imigrasi Trump Didemo, Legislator Minta Pemerintah Data WNI di AS
“Kita harus mencapai pertumbuhan ekonomi di atas 8% dengan kapasitas sumber daya manusia yang mengedepankan pendidikan dengan inovasi dan penelitian. Keadaan negara sangat tergantung bagaimana kita bisa memahami dan menciptakan sains serta teknologi untuk masyarakat,” ungkap Menteri Brian.
Dari dua keynote speakers tersebut, acara konferensi dilanjutkan sesi diskusi panel yang dipandu moderator Gupta Sitorus dari Dewan Kuliner Indonesia. Diskusi panel menghadirkan empat panelis perempuan seperti Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie; Direktur Jenderal Prasarana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum, Maulidya Indah Junica; Founder Sekolah Cikal, Najelaa Shihab; dan Principal Education Specialist of ADB, Yumiko Yamakawa.
Sesi diskusi membahas lebih mendalam tentang infrastruktur, pendidikan, dan ekonomi kreatif dapat membuka peluang lebih luas untuk pengembangan bakat, kewirausahaan, dan inovasi yang berkontribusi bagi ekonomi kreatif di Indonesia. (*)