Jakarta, warnaberita.com - Kementerian Komunikasi dan Digital kembali membuka peluang kerja sama global dalam pengembangan teknologi kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia.
Hal tersebut ditegaskan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria saat berdiskusi dengan Prof Dawn Soong dari Universitas California, Berkeley, yang kiprahnya pada isu AI dan keamanan digital dan telah mendapatkan sejumlah penghargaan internasional.
“Pertemuan bilateral hari ini dengan Prof. Dawn Song dari UC Berkeley ini salah satunya mendiskusikan tentang penting adanya semacam jaringan institut keamanan AI untuk mendorong upaya bersama dalam memastikan pengembangan kecerdasan buatan yang aman dan etis,” ungkapnya disela agenda Atx AI Summit di Singapura, Rabu (28/5).
Baca Juga: RUPST, Telkomsel Rombak Jajaran Manajemen
Menurut Nezar Patria, jaringan ini akan dapat memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah, institusi akademik, masyarakat sipil dan pemangku kepentingan industri. Selain itu, dukungan terhadap penelitian tentang penyelarasan AI, interpretabilitas, ketahanan, dan mitigasi risiko juga ikut dibahas.
“Jaringan ini dapat menjadi wadah pertukaran pengetahuan tentang praktik terbaik, standar keselamatan, dan harmonisasi regulasi global. Kami juga mendorong adopsi AI yang bertanggung jawab melalui pembangunan kapasitas, keterlibatan publik, dan pengembangan kebijakan,” ujarnya.
Nezar Patria menekankan, dalam diskusi dengan akademisi dan peneliti UC Berkeley tersebut didapat kesepahamahan bahwa pengembangan dan perkembangan AI perlu perumusan kebijakan yang didasarkan pada riset empiris, keahlian multidisipliner, dan praktik terbaik global.
Baca Juga: Menpar Dampingi Ibu Negara Prancis, Dari Museum Nasional hingga Candi Borobudur
“Rekomendasi utama yang baik untuk dilakukan di Indonesia adalah memanfaatkan riset teknis untuk membentuk kerangka regulasi terkait keamanan, privasi, dan akuntabilitas AI. Kedua, perlu adanya badan penasihat yang terdiri dari ilmuwan AI, ahli etika, pakar hukum, masyarakat sipil dan spesialis bidang terkait,” jelas Nezar.
Menurut Nezar, hal yang juga didapat dari diskusi tersebut diantaranya adalah pentingnya penyelarasan strategi nasional AI dengan standar global yang berkembang seperti OECD, Prinsip Hiroshima G7 dan Badan Penasihat AI PBB.
Baca Juga: Indosat Gelar RUPST, Bagikan Dividen Tunai Capai Rp2,7 Triliunan
Selain itu didiskusikan pula sejumlah agenda strategis semisal penguatan talenta digital, sains data, keamanan siber dan infrastruktur data. “Kita akan menjajagi terus kerja sama global terkait dengan AI di Indonesia, termasuk dengan UC Berkeley,“ pungkasnya. (*)