Brunei Darussalam, 28 Mei 2025 — Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), kembali menegaskan komitmennya dalam pelestarian sastra lisan bangsa melalui partisipasi aktif dalam kegiatan Memperkasa Pantun Nusantara Ke-4, 2025.
Acara ini diselenggarakan di Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP), Berakas, Brunei Darussalam, dan diikuti oleh delegasi dari empat negara serumpun: Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) Brunei Darussalam dan diselenggarakan dalam bentuk seminar, bengkel, dan festival pantun antarnegara.
Baca Juga: Tingkatkan Akses Pendidikan Tinggi, Deli Serdang Gencarkan Program "Satu Desa Satu Sarjana"
Rangkaian kegiatan diawali dengan Seminar Pantun Mastera pada Sabtu, 24 Mei 2025, di Balai Sarmayuda, Dewan Bahasa dan Pustaka Brunei Darussalam.
Kepala Badan Bahasa Republik Indonesia, Hafidz Muksin, yang turut hadir dalam pembukaan Seminar Pantun Mastera menyampaikan bahwa pantun sebagai warisan budaya tak benda dunia memegang peranan penting dalam menumbuhkan karakter.
Badan Bahasa secara konsisten menerapkan pendekatan edukatif dan kolaboratif untuk memasyarakatkan pantun kepada generasi muda.
Baca Juga: Perkuat Diplomasi Budaya Indonesia-Prancis dari Borobudur
“Fokus utama kami adalah memastikan bahwa pantun tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman. Pengakuan UNESCO terhadap pantun sebagai Warisan Budaya Takbenda Dunia sejak 2019 menjadi landasan kokoh untuk melanjutkan upaya pelestarian ini. Pantun menjadi karya sastra yang dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai dan karakter,” ujarnya pada Minggu, 25 Mei 2025.
Lebih lanjut Hafidz menegaskan, Festival Pantun Nusantara ini sebagai sarana strategis untuk menanamkan kembali kecintaan terhadap tradisi lisan, khususnya di kalangan generasi muda.
Memperkasa Pantun Nusantara Ke-4 bukan hanya forum ilmiah, tetapi juga ruang kreatif lintas negara untuk mempererat solidaritas budaya serumpun.
Baca Juga: Juni Ini, Indonesia Gelar Konferensi Infrastfuktur Internasional
Selain seminar dan diskusi akademik, para peserta mengikuti Bengkel Pantun, yaitu lokakarya interaktif untuk mendalami teknik, nilai estetika, dan makna kultural dari pantun. (*)