Jakarta, warnaberita.com - Kolaborasi baru di bidang penanganan flu burung antara lembaga sains nasional Australia, CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organisation) dengan Indonesia telah mendapat pengakuan internasional dengan dukungan dari World Organisation for Animal Health (WOAH) dalam World Assembly of Delegates yang diselenggarakan di Paris beberapa waktu lalu.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program kerja sama laboratorium bergengsi WOAH dan mempertemukan Australian Centre for Disease Preparedness (ACDP) CSIRO dan laboratorium Pusat Investigasi Penyakit (DIC) Wates Indonesia untuk memperkuat respons kawasan Asia-Pasifik terhadap ancaman flu burung yang masih berlanjut.
Dalam siaran pers Dr. Debbie Eagles, Direktur ACDP, mengatakan bahwa proyek ini hadir pada saat yang kritis karena tipe flu burung yang sangat patogenik seperti H5 terus menimbulkan risiko serius di seluruh dunia.
Baca Juga: Lestarikan Sastra Lisan, Badan Bahasa Berpartisipasi dalam Memperkasa Pantun Nusantara
"Dengan berbagi keahlian kami sebagai Pusat Referensi WOAH, kami membantu membangun jaringan yang lebih kuat dan lebih terhubung untuk deteksi dan respons dini," kata Dr. Eagles.
Sementara Dr. Imron Suandy, Direktur Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Indonesia, menyambut baik dukungan ini sebagai peluang besar bagi sistem kesehatan hewan Indonesia.
“Melalui BICOLLAB, kami meningkatkan kapasitas Indonesia untuk diagnostik dan pengawasan flu burung melalui dukungan kepada Pusat Investigasi Penyakit Wates milik Kementerian Pertanian Indonesia sebagai laboratorium rujukan nasional flu burung dan Pusat Referensi Regional ASEAN untuk Bioinformatika di bidang kesehatan hewan,” katanya.
Baca Juga: Presiden Prabowo Peringatkan Korupsi akan Ditindak Tegas
“Selain itu, proyek ini meningkatkan kemampuan kami untuk mendeteksi dan merespons wabah flu burung dengan lebih cepat dan andal. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat laboratorium kami, tetapi juga ketahanan seluruh wilayah,” imbuhnya.
Chief Veterinary Officer Australia, Dr. Beth Cookson, mengatakan bahwa dukungan tersebut merupakan tanda kepercayaan yang penting dalam kolaborasi berbasis sains.
"Proyek ini lebih dari sekadar berbagi pengetahuan. Ini tentang membangun kapasitas diagnostik berkelanjutan yang melindungi kesehatan hewan dan masyarakat di seluruh kawasan kami,” kata Dr. Cookson.
Baca Juga: Vietnam Airlines Resmi Layani Penerbangan Langsung Ho Chi Minh City-Bali
Proyek ini didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia melalui inisiatif Partnerships for a Healthy Region, yang mencerminkan komitmen Australia terhadap keamanan kesehatan dan kerja sama kawasan.
BICOLLAB merupakan tindak lanjut dari komitmen jangka panjang CSIRO terhadap kemitraan yang berbasis sains yang meningkatkan keamanan hayati kawasan dan global. (*)