Denpasar, warnaberita.com - Suara ombak dengan riuhnya dan sorakan penonton menjadi saksi semangat para peselancar muda Bali yang berlaga di Grom Challenge 2025.
Ajang kompetisi tahunan yang diselenggarakan oleh komunitas Serangan Board Riders (SBR) di Pantai Serangan, Sabtu (4/4).
Grom Challenge 2025 tahun ini sebanyak 54 anak dari kategori Under-12 pria juga Under-18 pria dan wanita, mayoritas berasal dari Desa Serangan dan daerah lain di Bali yang unjuk gigi menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam olahraga berselancar.
Baca Juga: Thomas Müller akan Tinggalkan Bayern Munich di Akhir Musim 2024/2025
Istilah “grom”—yang berasal dari Australia dan kini digunakan secara global, merujuk pada remaja peselancar yang sedang menekuni olahraga ini dengan semangat tinggi.
"Grom" mencerminkan semangat pantang menyerah, rasa ingin tahu, dan dedikasi sejak usia dini dalam menghadapi tantangan ombak. Ajang ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga bagian dari perjalanan panjang SBR dalam membina generasi baru peselancar Bali.
"Kami bukan hanya bikin kontes, tapi merawat mimpi. Anak-anak ini adalah masa depan surfing Bali dan Indonesia," ujar I Wayan Mudira Jaya, Penanggung Jawab Kontes dan salah satu tokoh utama komunitas SBR.
Baca Juga: Bencana Hidrometeorologi Masih Landa Indonesia
Dharma Wisesa, peselancar Under12 yang berhasil menyabet gelar juara mengaku sangat senang meski hanya sempat berlatih selama tiga jam sehari sebelumnya.
"Senang banget bisa menang. Ombaknya bagus, tempatnya seru, dan ramai juga yang dukung," katanya penuh antusias.
Selain Dharma Wisesa, hadir pula peselancar perempuan berusia 10 tahun asal Australia yang meraih peringkat kedua perempuan dalam kategori Under-18.
Baca Juga: Sikapi Tarif Resiprokal AS, Pemerintah Diminta Hati-hati
Hal ini menjadi bukti betapa luas dan inklusif jangkauan pembinaan komunitas ini. Tak hanya teknik, mereka belajar disiplin, sportivitas, dan bagaimana menjadi bagian dari ekosistem yang lebih besar.
Jro Bendesa Adat Serangan, I Nyoman Gede Pariatha, turut menyampaikan apresiasi dan harapannya, “Kegiatan seperti ini sangat positif dan perlu terus dilanjutkan. Semoga semakin banyak anak-anak Serangan yang bisa mengasah kemampuannya, bahkan sampai ke tingkat internasional," ujarnya.
Tak hanya diramaikan oleh para atlet dan keluarga, Grom Challenge tahun ini juga menunjukkan peningkatan dalam profesionalitas pelaksanaan, mulai dari pengelolaan acara, kebersihan area, hingga keselamatan peserta.
Baca Juga: Tim Tenis RS Prof Ngoerah Raih Juara Grup Turnamen Piala Direktur Pascasarjana UNR
Momen ini juga menjadi pengingat akan keberhasilan komunitas ini dalam melahirkan peselancar berbakat yang telah tampil di level internasional, seperti I Made Pajar Ariyana, atau akrab disapa Pajar.
Pemuda asal Desa Serangan kelahiran tahun 2005 ini telah mengharumkan nama Indonesia di berbagai ajang dunia, termasuk Asian Surfing Championship di Maladewa, WSL Manokwari Pro QS 1000 di Papua Barat, serta Kejuaraan Dunia Junior WSL di La Union, Filipina.
Pajar, yang mulai berselancar sejak usia enam tahun di pantai ini, adalah bukti nyata bahwa Serangan Board Riders berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuhnya peselancar kelas dunia. (*)