Denpasar, warnaberita.com – Peran sekolah dinilai strategis dalam menanamkan kebiasaan baik terhadap anak didik, termasuk kebiasaan mengelola sampah.
Bahkan, dunia pendidikan dikatakan sebagai ujung tombak dalam pembentukan karakter peduli lingkungan.
Hal iti terungkap dalam webinar bertajuk “Sampahku Tanggung Jawabku”, Jumat (23/5/2025).
Baca Juga: SD No 6 Benoa Pantau Kehadiran Siswa Lewat WhatsApp
Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS Padas), Putri Suastini Koster, menekankan pentingnya keterlibatan sekolah dalam menyukseskan program pengelolaan sampah dari sumbernya.
Acara yang diinisiasi Pemerintah Provinsi Bali ini menyasar seluruh warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, hingga siswa.
Webinar menjadi bagian dari upaya memperkuat kesadaran lingkungan hidup di lingkungan sekolah melalui penerapan prinsip Palemahan Kedas (Padas), yakni menjaga kebersihan lingkungan mulai dari diri sendiri dan rumah tangga.
“Sekolah adalah tempat strategis untuk menanamkan kebiasaan baik. Anak-anak harus dibiasakan untuk mengelola sampahnya sendiri. Inilah cara kita membentuk generasi Bali yang tidak hanya cerdas, tetapi juga bertanggung jawab secara sosial dan ekologis,” kata Putri Koster.
Ia juga mengkritisi pola lama pengelolaan sampah yang dinilai tidak efektif karena terlalu bergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sebaliknya, ia mendorong agar sekolah menerapkan sistem pengelolaan mandiri melalui inovasi seperti Teba Modern, adaptasi dari konsep pekarangan rumah Bali yang diterapkan dalam bentuk ruang terbuka di sekolah untuk pelatihan pemilahan, pengomposan, dan daur ulang sampah.
Baca Juga: Fenomena PHK Landa Indonesia, Puan Minta Pemerintah Ambil Sikap
Khusus untuk lingkungan sekolah, juga dikenalkan sistem Tong Edan sebagai sarana pemilahan sampah organik dan anorganik dari aktivitas harian siswa, seperti sisa makanan dan bungkus plastik dari kantin.
“Saya minta seluruh guru dan siswa memahami jenis-jenis sampah dan dampaknya, lalu membiasakan tanggung jawab atas sampah yang mereka hasilkan. Inilah pendidikan karakter yang sesungguhnya,” tegas Putri Koster.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Provinsi Bali, Boy Jayawibawa, mendukung penuh inisiatif ini dan menyebut bahwa PSBS merupakan bagian dari kurikulum nonformal yang harus diterapkan di setiap satuan pendidikan.
Baca Juga: Akhirnya, Korban Terperosok di Air Terjun Nungnung Ditemukan Meninggal di Himpitan Batu
“Sekolah harus jadi tempat tumbuhnya kesadaran ekologis. Mulai akhir Juni, seluruh sekolah di Bali diwajibkan memiliki Teba Modern. Kami akan melakukan monitoring langsung untuk memastikan implementasinya,” katanya.
Menurut Boy Jayawibawa, PSBS bukan sekadar program lingkungan, melainkan langkah konkret pendidikan karakter yang mencetak siswa tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga peduli terhadap lingkungan dan sosial. (*)