Jakarta, warnaberita.com - Kementerian Pariwisata berpartisipasi aktif dalam keikutsertaan Indonesia di World Expo 2025 Osaka. Ajang ini menjadi salah satu momentum penting untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di mancanegara.
Sebagai langkah awal peluncuran Paviliun Indonesia di acara tersebut, Kementerian Pariwisata menghadiri acara press preview pada 9 April 2025 yang dihadiri oleh lebih dari 36 perwakilan media.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan tema dan berbagai konsep yang dihadirkan oleh Indonesia di acara tersebut. Tema yang diangkat pada kehadiran Indonesia di World Expo 2025 Osaka adalah “Thriving in Harmony: Nature, Culture, Future”.
Baca Juga: Riau Darurat Asap, Kemenkes Kirim Bantuan Alkes
Partisipasi Indonesia mencakup kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional sebagai sektor koordinator utama.
"Ini merupakan momentum strategis untuk memperkenalkan identitas bangsa, sekaligus mempromosikan pariwisata Indonesia di tingkat global," ujar Menteri Pariwisata Widiyanti Putri dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Pada Mei dan Juni 2025, Kementerian Pariwisata akan melakukan promosi dengan melibatkan 15 pelaku industri dari berbagai sektor. Perwakilan pelaku industri resort, spa holistik, serta narasumber ahli pariwisata akan terlibat dalam rangkaian acara product rolling exhibition, business matching session, dan business forum yang berfokus pada health & wellness tourism.
Baca Juga: Kemenkes Perkuat Layanan Kesehatan Jemaah Haji
Selain promosi pariwisata, sorotan utama lainnya adalah pameran Wastra Nusantara di lantai pameran khusus, yang bertema “Traditional Textiles: Sailing Through Colors”. Pameran ini menampilkan keindahan kain tradisional Indonesia sebagai wujud kekayaan budaya dan identitas bangsa, dan dapat dinikmati oleh para pengunjung Paviliun Indonesia.
"Penyelenggaraan World Expo 2025 Osaka akan berlangsung selama 6 bulan ke depan, dan Kementerian Pariwisata berkomitmen dalam mendukung penuh partisipasi Indonesia di rangkaian acara tersebut," kata Menteri Pariwisata Widiyanti Putri.
Sementara itu, terkait Gerakan Wisata Bersih sebagai salah satu program prioritas terus diperkuat. Kementerian Pariwisata mengadakan rangkaian acara Gerakan Wisata Bersih pada 12 April 2025 di Labuan Bajo. Kegiatan dilaksanakan di dua kawasan, yakni di Marina Waterfront dan Pantai Pede.
Baca Juga: Digiland Siap Digelar di Istora Senayan pada 18 Mei 2025
Rangkaian acara Gerakan Wisata Bersih di Labuan Bajo berhasil mengumpulkan 1,1 ton sampah dengan melibatkan 1.906 peserta yang berpartisipasi. Adapun peserta tersebut mewakili jajaran Kementerian Pariwisata, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, mitra strategis Kementerian Pariwisata, seperti ITDC, RedDoorz, GoTo Impact, dan komunitas lokal.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan Gerakan Wisata Bersih, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat berencana mengeluarkan kebijakan pelarangan penggunaan botol plastik air minum kemasan, guna menjaga kebersihan dan keberlanjutan lingkungan.
"Pada 24-25 April 2025, kami juga baru saja melaksanakan rangkaian acara Gerakan Wisata Bersih di dua destinasi unggulan di Lombok, yaitu Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Gili Air," kata Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa.
Baca Juga: Bali United Cukur PSIS Semarang 4-0
Pencapaian lainnya yang dapat disampaikan adalah, pada 13 Maret 2025, Kementerian Pariwisata telah menyampaikan capaian proyek Indonesia Tourism Development, yang telah selesai implementasinya pada Desember 2024, dalam Forum Diseminasi Hasil Proyek Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) yang diselenggarakan di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Proyek ini terlaksana berkat kerja sama antara Indonesia dan Bank Dunia, di mana Indonesia diwakili oleh Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian
Kerja sama ini mencakup empat komponen, yakni Koordinasi antara Kementerian dan Lembaga, Pusat, Daerah, Swasta dan Pemerintah; peningkatan aksesibilitas, kualitas pelayanan, dan infrastruktur; kualitas tenaga kerja pariwisata; dan dukungan investasi yang dilaksanakan di enam wilayah, yaitu Danau Toba, Bromo Tengger Semeru, Wakatobi, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Program ini menjangkau lebih dari 82.000 masyarakat dan mendorong peningkatan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pengembangan Pariwisata menjadi 4,21 poin secara nasional pada 2023.
Baca Juga: Kehadiran Presiden Prabowo di Peringatan May Day Diapresiasi
"Selain itu, pada 27 Februari 2025, Kementerian Pariwisata melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU bersama Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal," tambah Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa.
Nota Kesepahaman ini mencakup kolaborasi untuk meningkatkan daya saing desa di tingkat nasional, regional, dan internasional, melalui penguatan SDM serta pemberdayaan masyarakat. Upaya ini selaras dengan perwujudan Asta Cita Presiden Prabowo ke-6, yaitu membangun dari desa dan dari bawah, untuk pemerataan ekonomi, dan pemberantasan kemiskinan.
Pariwisata Indonesia mendukung setidaknya 4 dari 8 misi Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Untuk itu, seluruh program kerja Kementerian Pariwisata dirancang agar implementasinya bisa sejalan dengan Asta Cita tersebut.
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri meyakini dengan semangat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, setiap program yang dijalankan Kementerian Pariwisata akan memberikan dampak nyata bagi masyarakat serta mendorong kemajuan sektor pariwisata Indonesia.
"Ke depan, kami akan terus menjaga komitmen kami untuk membangun pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing. Dengan kerja sama yang baik antara masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha, kami yakin pariwisata Indonesia akan menjadi motor pertumbuhan yang membawa manfaat luas bagi kita semua," ujar Menteri Pariwisata. (*)