Friday, November 7, 2025
HomeBERITA TERKININasionalDiawali di Sekolah Rakyat, CKG untuk Siswa Dimulai

Diawali di Sekolah Rakyat, CKG untuk Siswa Dimulai

Jakarta, warnaberita.com – Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi anak sekolah telah dimulai sejak Senin (14/7/2025).

CKG yang diawali di Sekolah Rakyat ini merupakan program prioritas Presiden Prabowo Subianto.

Pemerintah terus mematangkan konsep Sekolah Rakyat sebagai bagian dari strategi besar pemerintah dalam memutus rantai kemiskinan antar generasi.

Tak hanya menghadirkan pendidikan berkualitas, sekolah ini juga memberikan perhatian serius pada kesehatan siswa secara menyeluruh, mulai dari pemeriksaan gigi hingga pemetaan bakat.

Program CKG menjadi salah satu pilar utama dalam pelaksanaan Sekolah Rakyat. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh sebelum siswa memasuki asrama, mencakup pengukuran berat dan tinggi badan, pemeriksaan kesehatan gigi, mata, jantung, serta tes darah.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa program ini merupakan bagian dari quick win presiden yang telah dijalankan sejak 10 Februari 2025 melalui Puskesmas.

Kementerian Kesehatan telah melakukan simulasi program ini di sejumlah sekolah seperti BPK Penabur dan Pondok Pesantren Assidiqiyah.

Hasilnya cukup mengejutkan, ditemukan berbagai masalah kesehatan pada siswa, mulai dari gangguan penglihatan, karies gigi, hingga risiko diabetes akibat riwayat keluarga.

“Masalah kesehatan selalu ditemukan di setiap anak, entah itu diabetes, gangguan mata, karies. Semuanya kita rujuk ke Puskesmas untuk penanganan lebih lanjut,” kata Budi.

Selain pemeriksaan kesehatan, Sekolah Rakyat juga memperkenalkan pendekatan pemetaan talenta berbasis teknologi dengan kecerdasan buatan (AI). Program ini menjadi dasar pemetaan kompetensi siswa, membantu mereka mengenali potensi diri sejak dini.

Menkes Budi menegaskan komitmennya untuk memastikan kesehatan para siswa tetap terjaga selama masa belajar.

“Saya memastikan semua siswa sehat jangan sampai sakit, sampai selesai. Kalau ada penyakit menular maka diperiksa dulu, kalau ada langsung diobati, kalau perlu dikarantina sebentar setelah itu langsung sekolah,” paparnya.

Baca Juga  Penggunaan Anggaran Papua Harus Fokus dan Berdampak Langsung bagi Masyarakat

Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, yang ditunjuk sebagai penanggung jawab operasional program, menyampaikan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bagian dari strategi besar presiden dalam memperluas akses pendidikan dan memastikan tidak ada anak dari keluarga miskin yang tertinggal.

“Dalam rangka menerjemahkan gagasan presiden tentang Sekolah Rakyat ini, kami tidak bekerja sendiri. Tapi ini adalah tim besar. Bahkan presiden mengeluarkan Inpres tahun 2025, di mana tugas ini dijalankan secara bersama-sama,” jelasnya.

Menurut Gus Ipul, sapaan akrabnya, pendidikan dan kesehatan adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Oleh karena itu, siswa tidak hanya mendapatkan materi pembelajaran, tetapi juga fasilitas pendukung seperti laptop, makan tiga kali sehari, dua kali camilan, serta tempat tinggal berupa asrama.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar, menyatakan bahwa Sekolah Rakyat dirancang dengan pendekatan multi-entry dan multi-exit. Artinya, siswa dari latar belakang apapun diberi ruang untuk mengeksplorasi potensi dan minat mereka secara maksimal.

“Tidak usah khawatir anak-anakku. Semua potensi apapun yang anda miliki, Insya Allah akan terus dikembangkan. Mereka yang berminat di bidang scientist tentu akan didorong penguatan dan terus kebebasan eksperimennya,” ujar Muhaimin.

Ia juga mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo dijadwalkan akan meresmikan 100 Sekolah Rakyat secara serentak pada Agustus mendatang sebagai langkah percepatan implementasi program.

Hingga pertengahan Juli, program CKG telah dirasakan lebih dari 12 juta masyarakat umum. Khusus untuk CKG sekolah, Kemenkes menargetkan 53,8 juta pelajar di 282 ribu satuan pendidikan menjadi sasaran utama.

“Kita ada 280 juta (penduduk), Puskesmas 10 ribu. Ini akan jadi terpusat ke Puskesmas. Namun dirasa belum maksimal jika hanya mengandalkan Puskesmas. Untuk itu, kita perlu melakukan pemeriksaan langsung di sekolah,” tandas Menkes Budi. (*)

Baca Juga  Ketua TP PKK Bali Dukung Siswa SMPN 1 Denpasar
Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Paling Popular

Komentar Terbaru