Badung, warnaberita.com – Dalam semangat memperingati Hari Kebangkitan Nasional, Pemerintah Kabupaten Badung menorehkan langkah penting dalam dunia pendidikan.
Pada Selasa (20/5), Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa secara resmi meluncurkan program bimbingan belajar (bimbel) Bahasa Inggris berbasis banjar, yang dipusatkan di Banjar Karang Dalem II, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal. Program ini merupakan implementasi dari Sapta Kria Adi-Cipta, visi pembangunan pendidikan inklusif dan adaptif di era global.
“Bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, ini menjadi momen yang tepat bagi kita untuk bangkit dan meningkatkan daya saing. Saya harap program ini menjadi awal yang berkelanjutan dan mampu dimanfaatkan dengan serius oleh anak-anak kita,” ujar Adi Arnawa dalam sambutannya.
Baca Juga: Bupati Badung dan Gubernur Bali Kompak Tolak Ormas Berbau Premanisme
Bupati asal Desa Pecatu ini juga menekankan pentingnya menjaga kearifan lokal di tengah upaya peningkatan kemampuan bahasa asing. Ia mengingatkan agar Bahasa Bali sebagai bahasa ibu tidak dilupakan oleh generasi muda, meski mereka tengah giat mempelajari Bahasa Inggris.
“Terima kasih kepada para lurah dan perbekel yang telah memfasilitasi program ini. Saya tekankan kepada anak-anak, belajar itu jangan setengah-setengah. Jika nanti sudah mahir, kita akan buka peluang untuk belajar ke luar negeri. Kadisdikpora tolong dikaji dan siapkan anggarannya,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Badung, I Gusti Ngurah Dwipayana, menambahkan bahwa peluncuran program dilakukan serentak di 62 banjar yang ditunjuk sebagai gelombang pertama. Untuk mendukung keberlangsungan program, pemerintah daerah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp8 miliar yang dialokasikan khusus untuk honor para tutor.
Baca Juga: Seleksi PPPK Badung Tahap II, Ribuan Peserta Ikuti Tes CAT dengan Antusias
“Kami sudah mempersiapkan semua, mulai dari tutor, kurikulum, hingga modul ajar. Pelatihan tutor pun kami lakukan bekerja sama dengan Canggu Community School. Kurikulumnya hasil kolaborasi antara Canggu Community School dan Komunitas Kerja Guru Bahasa Inggris Kabupaten Badung,” jelasnya.
Selain kesiapan teknis, konsep pembelajaran yang diusung juga menjadi sorotan. Berbeda dari sistem belajar konvensional, bimbel ini mengadopsi pendekatan santai dan menyenangkan, agar anak-anak merasa nyaman dan tidak terbebani. Banjar dipilih sebagai lokasi belajar untuk menghadirkan nuansa yang lebih informal dan akrab, sekaligus menghidupkan kembali fungsi sosial banjar dalam kehidupan masyarakat Bali.
“Belajar di banjar itu tujuannya agar tidak terasa seperti di ruang kelas. Suasananya lebih rileks, anak-anak lebih mudah menyerap pelajaran. Sekaligus ini juga menjadi bentuk pemberdayaan banjar agar kembali hidup dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutup Dwipayana.
Baca Juga: Pura Kahyangan Badung Denpasar Usai Direnovasi
Langkah ini tidak hanya menunjukkan komitmen Badung dalam meningkatkan kompetensi bahasa generasi muda, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan sosial, budaya, dan pendidikan yang berakar dari komunitas lokal.(*)