Denpasar, warnaberita.com - Pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) terus menunjukkan komitmennya dalam menangani persoalan sampah secara menyeluruh.
Pada Senin (19/5), DKLH Bali menggelar rapat koordinasi di Ruang Rapat Kehati untuk mematangkan penyusunan peta jalan percepatan penuntasan pengelolaan sampah, khususnya di wilayah Provinsi Bali, Kota Denpasar, dan Kabupaten Badung.
Rapat tersebut dipimpin langsung oleh Kepala DKLH Bali, I Made Rentin. Dalam arahannya, Rentin menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan Bali yang bersih dan lestari.
Baca Juga: Atasi Masalah Sampah, Pemkab Tabanan Perkuat Fungsi TPS3R
Menurutnya, penyusunan peta jalan ini harus mencerminkan realita di lapangan, bukan hanya wacana administratif di atas kertas.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri. Peta jalan ini harus dirancang dengan mempertimbangkan kondisi dan kebutuhan nyata di daerah, terutama di Kota Denpasar dan Badung yang menjadi pusat aktivitas masyarakat," ujarnya.
Hadir dalam rapat ini perwakilan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Wilayah Bali Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (PPLH) Bali dan Nusa Tenggara Kementerian LHK, Cok Istri Muter Handayani, Koordinator Pokja Pembatasan Plastik Sekali Pakai dan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber, Luh Riniti Rahayu, serta Kepala Biro Pemkesra Setda Provinsi Bali, I Made Dwi Arbani.
Baca Juga: Ny. Putri Koster : Sampah Adalah Tanggung Jawab Bersama
Dalam sesi diskusi, terungkap bahwa persoalan utama di daerah adalah kurangnya kesadaran masyarakat dan aparat di tingkat desa terhadap pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah sejak dari sumbernya. Selain itu, keterbatasan infrastruktur dan teknologi pengolahan juga masih menjadi tantangan besar.
Luh Riniti Rahayu dalam paparannya menekankan bahwa strategi utama Bali saat ini adalah penguatan pengelolaan sampah dari hulu. Meski teknologi canggih seperti di negara-negara maju memang menarik, menurutnya, solusi tersebut membutuhkan waktu panjang untuk dapat diterapkan secara optimal di Bali.
"Yang sedang kita fokuskan adalah bagaimana mengubah mindset masyarakat. Aturannya sudah ada, tinggal bagaimana kita mengedukasi dan memastikan implementasi di lapangan. Kita tidak boleh hanya duduk berdiskusi, tapi harus langsung turun ke masyarakat," tegasnya.
Baca Juga: Menteri LH Dukung Gerakan Bali Bersih Sampah Jadi Gerakan Kolektif
Ia bahkan mengusulkan agar agenda turun ke lapangan, yang sebelumnya dijadwalkan mulai awal Juni, dimajukan ke akhir Mei. Langkah ini diambil untuk menjaga momentum dan mempercepat perubahan di tingkat akar rumput.
Dengan penyusunan peta jalan yang komprehensif dan terintegrasi, Pemerintah Provinsi Bali berharap penanganan sampah bisa dilakukan lebih terarah, efektif, dan menyentuh hingga ke level masyarakat.
Baca Juga: Putri Koster Soroti Minimnya Kesadaran Masyarakat Terhadap Isu Pengelolaan Sampah
Harapannya, Bali dapat menjadi contoh daerah yang sukses dalam mengelola sampah secara berkelanjutan, tanpa kehilangan jati diri sebagai daerah pariwisata yang menjunjung tinggi harmoni dengan alam.(*)
