Denpasar, warnaberita.com - Suasana di area lomba mewarnai Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47, Minggu (22/6), tampak meriah dengan deretan anak-anak yang serius memadukan warna demi menghidupkan sosok penari Rejang di atas kertas.
Dari ratusan peserta yang hadir, lima anak berbakat dari Kabupaten Badung tampak mencuri perhatian dengan goresan warna dan imajinasi yang khas.
Kelima siswa ini bukan hadir tanpa persiapan. Mereka adalah hasil seleksi ketat dari 50 siswa yang berasal dari enam SD di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan. Menurut Koordinator Lomba Mewarnai Badung, I Nyoman Sungada, pemusatan peserta di satu wilayah bukan tanpa alasan.
Baca Juga: Pemkot Denpasar Pastikan Kesiapan Duta Tapil di Ajang PKB XLVII Tahun 2025
“Ini demi kemudahan koordinasi dan efektivitas latihan. Setelah terpilih, anak-anak kami latih sekitar 11 sampai 12 kali. Kami tekankan bukan hanya teknik pewarnaan, tapi juga keberanian menambah elemen imajinatif,” jelasnya.
Dalam lomba ini, para peserta tidak hanya diminta untuk mewarnai gambar penari Rejang yang telah disiapkan panitia, tetapi juga ditantang menambahkan unsur bebas pada ruang kosong. Hal ini menjadi ruang kreativitas tanpa batas bagi anak-anak untuk mengekspresikan pemahaman mereka tentang budaya Bali, khususnya tarian sakral Rejang.
“Misalnya, ada yang menambahkan gunungan, bunga, bahkan ornamen khas Bali lainnya. Ini bagian dari penilaian penting karena mencerminkan sejauh mana anak-anak memahami dan mengembangkan makna budaya,” tambah Sungada.
Baca Juga: Tiga Sekehe Gong Kebyar Duta Denpasar Siap Tampil Terbaik di PKB XLVII Tahun 2025
Pemerintah Kabupaten Badung pun memberikan dukungan penuh. Semua kebutuhan peserta, mulai dari alat gambar hingga transportasi, difasilitasi demi memastikan mereka bisa tampil optimal di panggung provinsi ini.
PKB ke-47 tahun ini memperlombakan berbagai cabang seni dan budaya untuk anak-anak, salah satunya lomba mewarnai ini yang diikuti 150 peserta dari Badung, Gianyar, Tabanan, dan Denpasar. Tak hanya memperebutkan gelar juara I hingga harapan III, lomba ini juga menjadi ajang memperkuat rasa cinta budaya sejak dini.
Baca Juga: Buleleng Usung “Agra Buwana Raksa” di PKB 2025
Sungada pun berharap, kelima peserta Badung mampu membawa pulang prestasi sekaligus pengalaman berharga. “Menang itu bonus, yang utama anak-anak bisa tumbuh mencintai budaya leluhurnya lewat kegiatan positif seperti ini,” tutupnya dengan semangat.(*)