Mangupura, warnaberita.com - Lomba ogoh-ogoh dan pementasannya tidak hanya menjadi ajang kompetisi seni. Ajang ini juga sarana pendidikan karakter bagi generasi muda.
Hal itu diungkapkan Bendesa Adat Kapal, I Ketut Sudarsana dalam acara penyerahan hadiah lomba ogoh-ogoh yang digelar di Wantilan Desa Adat Kapal, Mengwi, Minggu (6/4).
Menurutnya, kegiatan tersebut juga menjadi ruang dialog antar generasi untuk memperkuat solidaritas sosial, mendorong kolaborasi lintas banjar. Selain itu juga memperkokoh kepercayaan terhadap sistem adat sebagai pilar utama identitas Bali.
Baca Juga: Adi Arnawa Ngaku Kaget Melihat Lomba Ogoh-Ogoh Pecatu
"Kami ingin menjadikan kegiatan ini sebagai media untuk menjauhkan pemuda dari pengaruh negatif, seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan teknologi, sekaligus memperkuat kesadaran mereka akan pentingnya menjaga warisan budaya," katanya.
Dikatakan, Caitra Pratisprada yang dikemas melalui lomba ogoh-ogoh dan pementasan seni menjadi contoh konkret bagaimana warisan budaya tidak hanya dilestarikan secara simbolik. Namun, dihidupkan melalui aksi nyata dan keterlibatan kolektif.
"Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati atas segala dukungan untuk Desa Adat Kapal, baik dalam pelestarian adat, agama dan budaya begitupun dalam hal pembangunan," ujarnya.
Baca Juga: Buka Pawai Ogoh-Ogoh Desa Adat Kota Tabanan, Sanjaya : Inilah Api yang Tak Pernah Padam
Bupati Badung, I Wayan Adi Arnawa mengatakan, Pemerintah Kabupaten Badung selalu menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelestarian adat dan budaya Bali, hal ini dibuktikan dengan kehadirannya dalam acara penyerahan hadiah lomba ogoh-ogoh.
Kegiatan yang dibalut dalam rangkaian acara Caitra Pratisprada sebagai tujuan tidak hanya menjadi perayaan spiritual, namun juga wahana pemberdayaan generasi muda dalam menghidupkan kembali nilai-nilai budaya leluhur.
Menurutnya, kegiatan seperti lomba Ogoh-Ogoh bukan sekadar bentuk ekspresi seni, tetapi juga representasi dari spirit gotong royong, kreativitas generasi muda, serta manifestasi nilai-nilai lokal yang terus relevan di tengah perubahan zaman.
Baca Juga: Bupati Badung Dorong Turnamen Bola Voli di Setiap Wilayah
"Pemerintah Kabupaten Badung sangat mendukung kegiatan semacam ini, yang merupakan bagian dari pelestarian budaya sekaligus penguatan identitas kultural masyarakat. Ini bukan hanya soal seni pertunjukan, tetapi juga bentuk nyata implementasi Tri Hita Karana dalam kehidupan bermasyarakat," terangnya.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Badung, acara tersebut menjadi model keberhasilan dalam mengintegrasikan nilai spiritual, sosial, dan budaya dalam satu kesatuan kegiatan yang berkelanjutan.
"Kedepan, pelestarian seperti ini diharapkan menjadi inspirasi bagi desa adat lainnya dalam menghidupkan kembali semangat Nyepi sebagai momentum introspeksi diri, harmoni sosial, dan kebangkitan budaya lokal yang adaptif dan progresif," ungkapnya.
Baca Juga: Bupati Badung Serahkan Hibah Rp 2,5 Miliar untuk Pura Dadia Tangkas Kori Agung
Sebagai bentuk dukungan, motivasi, penghargaan atas partisipasi dan dedikasi dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya, Bupati membantu anggaran kreatifitas sebesar Rp 30 juta untuk penyelenggaraan Lomba Ogoh-ogoh, serta Rp 2 juta untuk masing-masing peserta, dengan total terdapat 17 Sekaa Teruna Teruni (STT) yang terlibat aktif dalam lomba yang telah diselenggarakan.(*)