Denpasar, warnaberita.com - Dalam momen peringatan Hari Bumi 2025, Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) mempertegas komitmennya terhadap pelestarian ekosistem mangrove dengan meluncurkan Peta Mangrove Nasional Tahun 2024.
Peta ini menjadi pijakan penting dalam upaya nasional untuk menyelamatkan hutan bakau Indonesia yang tak hanya kaya, tetapi juga krusial dalam pengendalian perubahan iklim.
Menurut Edy Nugroho, Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut KLH/BPLH, penyusunan peta ini berbasis data terkini mengenai lokasi, luas, serta kondisi ekosistem mangrove di seluruh Nusantara. "Peta ini akan menjadi landasan untuk mengevaluasi kebijakan sebelumnya dan merancang program perlindungan yang lebih terarah dan berbasis bukti," jelasnya.
Baca Juga: Uniqlo Dorong Lingkungan Kerja yang Inklusif dan Berdayakan Perempuan Jadi Pemimpin Masa Depan
Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan masyarakat lokal juga menjadi fokus utama. KLH/BPLH mendorong pembentukan Desa Mandiri Peduli Mangrove (DMPM) serta Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) untuk mempererat kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan komunitas setempat. "Kami ingin membangun model perlindungan mangrove yang mandiri, terintegrasi, dan partisipatif," tambahnya.
Kegiatan penanaman dan susur mangrove di Taman Hutan Raya Ngurah Rai, Bali, menjadi simbol nyata dari ajakan tersebut. Bersama komunitas seperti Tunas Muda Adhyaksa, Green Youth Movement, serta jajaran PT PLN Indonesia Power, KLH/BPLH menunjukkan bahwa kolaborasi lintas sektor adalah kunci keberhasilan menjaga ketahanan lingkungan dan menghadapi krisis iklim.
“Bumi ini bergantung pada kekuatan kolektif kita. Mari kita mulai dari langkah sederhana seperti menanam pohon dan menjaga mangrove. Ini adalah kolaborasi antara kekuatan rakyat, kekuatan institusi, dan kekuatan alam untuk mewujudkan masa depan yang bersih dan lestari,” katanya.
Baca Juga: Rencana Pembangunan Hotel di Tibubeneng Tuai Protes Aktivis Lingkungan
Sejalan dengan tema global Hari Bumi 2025, Our Power, Our Planet, KLH/BPLH menegaskan pentingnya aksi nyata dari semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjaga bumi. Indonesia, sebagai pemilik hutan tropis terbesar ketiga di dunia dan memiliki 23% ekosistem mangrove dunia sekitar 3,44 juta hektar memegang peranan strategis dalam pengendalian iklim global.
Mangrove dinilai sangat vital karena mampu menyerap karbon empat kali lebih banyak dibandingkan hutan daratan. Selain itu, ekosistem ini memperkuat ketahanan pesisir, menjaga kualitas air, mendukung sumber mata pencaharian masyarakat pesisir, melestarikan keanekaragaman hayati, hingga mendorong pengembangan ekowisata berbasis alam.
Baca Juga: Sepuluh Bus Listrik Ramah Lingkungan Segera Beroperasi di Bali
“Dengan menjaga mangrove, kita menjaga udara, air, dan laut Indonesia. Mangrove adalah harapan kita untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya.(*)