Jakarta, warnaberita.com - Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, menerima kunjungan kerja Wakil Ketua Komisi VII dan Sekretaris Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Autograph Tower, Jakarta, Jumat, 13 Juni 2025. Pertemuan membahas pengembangan ekonomi kreatif santri berbasis kearifan lokal.
Menteri Ekraf Teuku Riefky menegaskan komitmen Kementerian Ekraf untuk menjadikan daerah, termasuk Aceh, sebagai motor penggerak ekonomi nasional melalui sektor ekonomi kreatif.
Menteri Ekraf menyampaikan salah satu kegiatan pertamanya sebagai menteri ialah mengunjungi Aceh dan meluncurkan program "Santri Kreatif" di Pesantren MUDI, Bireuen, sebagai wujud nyata dari upaya memberdayakan para santri melalui pendekatan kreatif dan inovatif.
Baca Juga: Indonesia Dukung Filipina Hadapi Tugas Ketua ASEAN 2026
"Kami percaya bahwa ekonomi kreatif adalah jalan baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional, dan itu dimulai dari daerah. Aceh memiliki potensi luar biasa, terutama dari kalangan santri, yang bisa menjadi aktor penting dalam ekosistem kreatif nasional," ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.
Selain itu, Menteri Ekraf Teuku Riefky juga menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas lembaga dan subsektor dalam pengembangan ekonomi kreatif daerah. Kementerian Ekraf siap memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak termasuk pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan pesantren untuk menciptakan program-program konkret yang berdampak langsung bagi masyarakat, khususnya para santri.
“Santri tidak semuanya akan melanjutkan untuk mengajar di pesantren atau dayah, tetapi mereka nantinya akan terjun ke masyarakat. Jadi, bagaimana dengan modal agamanya mereka juga bisa hadir di masyarakat dengan teknologi dan bisa mencari nafkah dengan kemampuan mereka di bidang industri kreatif,” jelas Menteri Ekraf teuku Riefky.
Baca Juga: Ketua DPR RI Soroti Gelombang PHK di Bali
Komisi VII DPR Aceh yang membidangi pendidikan dan ekonomi kreatif turut menjelaskan peran mereka sebagai mitra kerja Pemerintah Provinsi Aceh, termasuk Dinas Pendidikan Dayah, lembaga yang hanya ada di Provinsi Aceh.
Dinas ini tidak hanya menjalankan fungsi pendidikan keagamaan, tetapi juga mengembangkan keterampilan kreatif di kalangan santri, seperti menjahit, teknologi digital, dan usaha kreatif lainnya.
“Kami hadir bersama Dinas Pendidikan Dayah untuk membuka ruang kerja sama lebih luas dengan Kementerian Ekraf. Ini adalah bentuk keseriusan kami dalam membangun potensi ekonomi santri,” ujar Sekretaris Komisi VII DPRA Yahdi Hasan.
Baca Juga: Jamaah Gunakan SPLP Diimbau Lapor ke PPIH Bandara
Wakil Ketua Komisi VII DPRA Romi Syah Putra berharap kebijakan-kebijakan di sektor ekonomi kreatif dapat mendorong pembentukan nomenklatur khusus yang bersumber dari APBN untuk memperkuat ekonomi santri.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi langsung antara Badan Dayah dan Kementerian Ekraf agar program-program kreatif bisa lebih terarah dan berkelanjutan.
“Kami mengharapkan dukungan konkret dari Kementerian Ekonomi Kreatif untuk mempercepat perkembangan sektor ekonomi kreatif di Aceh, karena kami ingin menghidupkan industri kreatif teman-teman di santri,” tutupnya. (*)