Buleleng, warnaberita.com - Suasana pagi di Lapangan GOR Bhuana Patra Singaraja terlihat berbeda pada 18 dan 19 Juni 2025.
Ratusan peserta dari berbagai kalangan tampak antusias mengikuti kegiatan Gerakan Kebugaran Jasmani yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng.
Kegiatan ini merupakan bagian dari strategi pemerintah daerah dalam mengajak masyarakat untuk hidup lebih aktif dan sehat, terutama di kalangan pekerja formal dan aparatur sipil negara.
Baca Juga: Indonesia Terus Perkuat Kebijakan Fiskal di Tengah Ketidakpastian Global
Pada hari pertama, para peserta yang datang didominasi oleh pegawai perangkat daerah serta karyawan dari Badan Milik Daerah (BMD). Sementara di hari kedua, giliran masyarakat umum dan pekerja dari berbagai sektor formal yang turut ambil bagian.
Sebelum mengikuti tes kebugaran, seluruh peserta diwajibkan menjalani skrining kesehatan. Menurut I Gede Kabinawa, selaku Pengelola Kesehatan Kerja dan Olahraga dari Dinas Kesehatan Buleleng, tahap awal ini penting untuk memastikan bahwa setiap peserta berada dalam kondisi fisik yang aman sebelum mengikuti pengukuran kebugaran.
“Ini bukan sekadar formalitas. Kami ingin memastikan bahwa tidak ada risiko kesehatan selama proses tes berlangsung,” kata Kabinawa.
Baca Juga: Mensos Ajak Kepala Daerah Kolaborasi untuk Sekolah Rakyat
Tes kebugaran sendiri menggunakan metode Rockport, yakni pengukuran daya tahan fisik melalui jalan cepat sejauh 1.600 meter. Hasilnya kemudian dianalisis untuk menentukan tingkat kebugaran masing-masing individu. Berdasarkan data tersebut, peserta akan menerima rekomendasi jenis olahraga yang cocok, disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, dan hasil kebugarannya.
Misalnya, bagi peserta yang termasuk dalam kategori kurang bugar, akan disarankan latihan ringan dengan frekuensi tertentu dan target denyut jantung antara 100 hingga 120 kali per menit. Latihan ini juga dikelompokkan dalam tiga tipe aerobik: tipe 1, 2, dan 3, yang bisa diadaptasi selama minimal tiga bulan sebelum dilakukan evaluasi lanjutan.
Hasil pengukuran tak hanya disampaikan langsung kepada peserta, tetapi juga bisa diberikan kepada instansi atau tempat kerja mereka. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dan dunia kerja dalam menciptakan lingkungan yang lebih peduli pada kesehatan karyawan.
Baca Juga: Komeng Kunjungi Sentra Wyata Guna, Apresiasi Program Pelatihan dan Kesiapan Sekolah Rakyat
“Kami tidak hanya ingin masyarakat sehat secara individu, tapi juga ingin membangun budaya kerja yang lebih sehat dan produktif,” ujar Kabinawa.
Ia juga menekankan pentingnya peran tempat kerja dalam membentuk kebiasaan sehat. Menurutnya, ruang gerak yang mendukung aktivitas fisik di kantor sangat membantu dalam menciptakan rutinitas hidup sehat.
Baca Juga: Kolaborasi IP Lokal dan Dunia Otomotif: Kementerian Ekraf Pamerkan Mobil Balap Kreatif
Gerakan Kebugaran Jasmani ini menjadi cerminan nyata bahwa membangun masyarakat yang sehat tidak bisa hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja. Perlu kolaborasi lintas sektor dan kemauan bersama untuk mengubah pola hidup ke arah yang lebih aktif dan bugar. Buleleng pun kini tengah menapaki langkah awal menuju perubahan itu.(*)