Buleleng, warnaberita.com - Sebelas siswa kelas XII Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 1 Singaraja, Kamis (19/6), resmi dilepas.
Bukan sekadar seremoni akhir masa sekolah, pelepasan kali ini sekaligus menjadi penanda kesiapan para lulusan menapaki dunia kerja atau merintis usaha mandiri.
Kepala SLBN 1 Singaraja, I Made Winarsa, dalam sambutannya menegaskan bahwa lulusan SLB tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Menurutnya, selama menempuh pendidikan, para siswa telah dibekali berbagai keterampilan vokasional sesuai minat dan kemampuan masing-masing. Hal ini membuat mereka punya daya saing tersendiri di dunia kerja.
Baca Juga: Pusdiklatcab Pasupati Buleleng Perkuat Kompetensi Hadapi Tantangan Zaman
“Kami tidak hanya mendidik mereka secara akademis, tapi juga memberi bekal hidup. Banyak yang sudah siap kerja atau bahkan memulai usaha sendiri,” ujarnya.
Untuk mendukung hal itu, pihak sekolah juga menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga dan dunia usaha. Mulai dari rumah makan, barista, percetakan, hingga salon kecantikan, semuanya memberi ruang bagi para alumni untuk berkembang.
Salah satu mitra sekolah adalah salon Nanax milik Putu Darsana Yasa, yang juga menjadi instruktur tata rias di SLBN 1 Singaraja. Ia mengaku bangga melihat semangat dan daya ingat luar biasa dari siswa-siswi SLB, meski metode pengajarannya harus disesuaikan.
Baca Juga: Buleleng Mantapkan Arah Pembangunan Desa Lewat Validasi Indeks Desa 2025
“Mereka cepat tangkap asal langkahnya konsisten. Tidak bisa loncat-loncat. Tapi begitu paham, hasilnya luar biasa. Bahkan dalam lomba di tingkat provinsi, anak-anak kami berhasil menyabet juara,” kisahnya.
Ia menambahkan, banyak alumni yang kini berani membuka jasa rias secara freelance, dan berharap ke depan ada uji kompetensi resmi bagi mereka. “Kalau mereka punya sertifikasi, peluang kerja akan lebih terbuka. Dan itu jadi bukti bahwa mereka punya kualitas,” imbuhnya.
SLBN 1 Singaraja tahun ini meluluskan 11 siswa, terdiri dari 7 siswa tunagrahita dan 4 tuna rungu wicara. Perpisahan mereka dirangkai dalam pagelaran seni sederhana namun bermakna, yang tak hanya menunjukkan kreativitas siswa, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi terhadap perjalanan pendidikan mereka.
Baca Juga: Pemkab Buleleng Tegaskan Komitmen Jaga Inflasi
Pagelaran ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya. Justru, dengan pendampingan dan dukungan yang tepat, setiap anak mampu tumbuh menjadi pribadi mandiri yang siap memberi kontribusi bagi masyarakat.
“Kami ingin dunia melihat mereka bukan karena kekurangannya, tapi karena kemampuannya,” tutup Winarsa.(*)