Jakarta, warnaberita.com - Kebijakan tarif impor tinggi yang diberlakukan Amerika Serikat sejak awal April, dapat menjadi momentum strategis bagi Indonesia.
Penilaian ini disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan.
Ia mengatakan tarif tinggi ini dapat menjadi momen untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mendorong kemandirian produk lokal.
Baca Juga: Tak Hanya Menyehatkan, Beras Kencur Juga Bermanfaat untuk Kecantikan
Ia pun menyatakan bahwa dampak kebijakan tersebut memang berpotensi mengganggu stabilitas sektor pangan, terutama karena Indonesia masih bergantung pada sejumlah bahan pangan impor dari AS seperti kedelai dan jagung.
Namun, menurutnya, kondisi ini justru harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk mempercepat reformasi sektor pangan dalam negeri.
“Ini saatnya kita serius memperkuat produksi pangan lokal, dari hulu sampai hilir. Jangan sampai momentum ini lewat begitu saja. Kita dorong pangan lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Johan dalam keterangan tertulis, Sabtu (5/4).
Baca Juga: Rute Penerbangan Bali-Bangkok Bertambah, Kini Ada 5 Maskapai yang Melayani
Politisi dari Dapil NTB I ini menegaskan pentingnya dukungan kebijakan nyata dari pemerintah, termasuk insentif untuk petani dan UMKM pangan lokal, perluasan lahan produktif, serta penguatan riset dan teknologi pertanian.
Ia juga mendorong percepatan program substitusi impor, terutama terhadap bahan baku industri makanan yang selama ini sangat bergantung pada pasokan luar negeri.
“Jangan kita hanya reaktif ketika gejolak datang dari luar. Harus ada desain besar untuk kedaulatan pangan, dan ini harus kita mulai sekarang. NTB, misalnya, punya potensi luar biasa dalam produksi padi, jagung, sorgum, hingga produk peternakan dan perikanan,” tambah Politisi Fraksi PKS itu.
Baca Juga: Tanpa Beban, Timnas Indonesia Siap Hadapi Korea Selatan di Piala Asia U-17
Selain mendorong kemandirian produksi, Johan juga menyerukan agar pemerintah memperkuat cadangan pangan nasional dan memperluas akses pasar bagi produk pangan lokal.
Menurutnya, perlindungan terhadap petani dan nelayan lokal menjadi bagian penting dari strategi ketahanan nasional di tengah situasi global yang tidak menentu.
Baca Juga: Myanmar Terima Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Korban Gempa
“Kita tidak bisa bergantung terus pada pasar luar. Saatnya pemerintah hadir lebih kuat, membela pangan lokal dan produk petani kita,” tegasnya. (*)