Jakarta, warnaberita.com - Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M menyampaikan prediksi kemarau akan terjadi pada beberapa bulan ke depan.
“Puncak musim kemarau diprediksi mulai bulan Juni, saat ini kita sudah betul mengadakan rapat koordinasi dan menggelar apel kesiapsiagaan pada akhir april nanti,” kata Suharyanto yang juga didaulat menjadi Penanggung Jawab Desk Koordinasi Penanganan Karhutla yang dibentuk oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.
Menindaklanjuti prediksi ini pemerintah mengambil langkah cepat untuk penanganan Karhutla sejak dini.
Baca Juga: Konser Bersama Rusia untuk Indonesia Tandai 75 Tahun Hubungan Diplomatik Kedua Negara
Ia menyebutkan saat ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah, tengah menyiapkan langkah untuk meminimalisir terjadinya kebakaran dan hutan (Karhutla) di sejumlah wilayah yang ada di Indonesia.
Kali ini dimulai dengan penanganan di wilayah Provinsi Riau, dengan mengadakan rapat koordinasi secara hybrid antara perwakilan kementerian lembaga dengan pemerintah Provinsi Riau di Graha BNPB, Jakarta pada Rabu (16/4).
Provinsi Riau dipilih berdasarkan prioritas wilayah penanganan Karhutla, Provinsi Riau menjadi salah satu diantaranya.
Baca Juga: Kemenekraf Siap Kolaborasi dengan Apindo, Tingkatkan Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif
Selain itu Provinsi Riau sudah menetapkan status Siaga Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan sebagai salah satu upaya agar pemerintah pusat dapat memberikan dukungan bantuan baik personel, peralatan dan juga pendanaan kepada pemerintah daerah.
Selain melaksanakan apel kesiapsiagaan yang bertujuan mengetahui sejauh mana kesiapan personel dan peralatan dalam penanganan Karhutla, rencananya operasi modifikasi cuaca (OMC) akan dilakukan untuk mengisi embung dan pembasahan pada lahan gambut.
“Pertumbuhan awan hujan di Provinsi Riau masih ada pada April, sehingga OMC masih dapat dilakukan," kata Kepala BNPB dalam rilisnya.
Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia pada Maret 2025 Meningkat
“Gubernur Riau sudah bersurat, saya sudah perintahkan untuk melaksanakan OMC,” ucapnya.
Pelaksanaan OMC ini dalam beberapa penanganan bencana dirasa cukup efektif, seperti penanganan banjir di wilayah Jabodetabek pada awal Maret yang lalu. BNPB bersama pemerintah daerah terdampak bahu membahu melaksanakan OMC baik itu dari dana BNPB dan juga dari dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah.
“Seperti halnya pelaksanaan OMC sebelumnya, pemerintah daerah melaksanakan OMC pada siang hari, BNPB memberikan penguatan pada malam hari sesuai dengan kebutuhan saat itu. Sehingga 24 jam daerah-daerah yang dikhawatirkan akan terlindungi,” tutur Suharyanto.
Baca Juga: Jasa Penambangan Bijih Nikel Naik, MINE Catatkan Peningkatan Laba Bersihl
Kemudian akan menempatkan 1 helikopter patroli dan 3 helikopter water bombing untuk beroperasi di wilayah Provinsi Riau. (*)