Jakarta, warnaberita.com - Sebanyak 2.000 mustahik di lingkungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menerima manfaat dari pelaksanaan ibadah kurban tahun ini.
Mereka terdiri dari petugas keamanan, pengemudi, tenaga kebersihan, pegawai non-ASN, serta pegawai golongan I dan II yang selama ini turut mendukung operasional harian kementerian.
Penyerahan kurban ini menjadi wujud komitmen Komdigi dalam memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, gotong royong, dan kepedulian sosial.
Baca Juga: Dipastikan, Awal Juni Diskon Tarif Transportasi Mulai Berlaku
“Alhamdulillah, semangat untuk berbagi dan menguatkan sesama ini bisa terus tumbuh di tengah kita. Mari kita jaga nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian ini agar terus tumbuh dalam setiap keputusan yang kita ambil. Karena dari kesederhanaan niat dan keikhlasan tindakan, lahir kekuatan yang memperkuat kita sebagai satu keluarga besar,” ujar Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid.
Dalam sambutannya saat penyerahan hewan kurban secara simbolis kepada panitia, Meutya menyampaikan bahwa kurban tidak hanya bermakna ibadah individual, tetapi juga sebagai sarana meneguhkan kebersamaan dan penguatan solidaritas di lingkungan kerja. Ia didampingi oleh kedua Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria dan Angga Raka Prabowo.
“Penyerahan hewan kurban yang kita laksanakan adalah bentuk komitmen kita bersama terhadap nilai kebersamaan, nilai keikhlasan, dan juga tanggung jawab sosial kita selaku pejabat publik di lingkungan Komdigi,” tutur Meutya.
Baca Juga: Wawali Denpasar Tegaskan Komitmen Jaga Stabilitas Harga
Meutya juga menyampaikan apresiasi kepada panitia yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal Komdigi, atas kerja keras dan dedikasi dalam menyelenggarakan kurban tahun 1446 H. Tahun ini, jumlah hewan kurban yang disalurkan meningkat menjadi 12 ekor sapi, hasil kontribusi gotong royong seluruh sivitas Komdigi.
Selain memuat nilai sosial dan kemanusiaan, Meutya menekankan makna spiritual dari ibadah kurban dengan merujuk pada Surah Ash-Shaffat ayat 102, yang mengisahkan keteladanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam menjalankan perintah Allah SWT.
“Dari kisah itu kita belajar bahwa keimanan sejati tidak diukur dari kata-kata, tetapi dari kesanggupan hati untuk taat tanpa syarat. Kurban mengajarkan ketundukan, pengorbanan, dan kesediaan untuk melepas apa yang paling kita cintai demi memenuhi perintah Allah SWT,” jelasnya.
Baca Juga: Fasilitas Publik GWS dan Gedung Kesenian I Ketut Maria Dikelola Profesional
Ia juga menggarisbawahi bahwa ibadah kurban telah menjadi bagian dari budaya sosial sejak Islam hadir di Nusantara.
“Sejak masa awal Islam di Nusantara, kurban telah menjadi sarana memperkuat solidaritas. Selain sebagai ajaran agama, ini juga merupakan tradisi yang memperkuat budaya tolong-menolong, yang merupakan bagian dari semangat Indonesia,” tegas Meutya.
Mengakhiri sambutannya, Meutya mengajak seluruh pegawai Komdigi untuk terus menanamkan semangat empati dan kepedulian dalam setiap tindakan dan kebijakan. Ia juga berharap pelaksanaan kurban berjalan dengan amanah dan membawa berkah bagi seluruh keluarga besar Komdigi.
Baca Juga: Menteri LH Serukan Hentikan Polusi Plastik, Selamatkan Bumi
“Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua, memberi berkah bagi kita dan seluruh keluarga besar Kementerian Komunikasi dan Digital. Mari kita terus jaga semangat kebersamaan. Kepedulian adalah fondasi dari lingkungan kerja yang sehat dan saling mendukung,” tutupnya. (*)