Bandung, warnaberita.com - Pemerintah berkomitmen terus memperbaiki tata kelola
pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi
(SPPG) atau Dapur MBG gencar meningkatkan pengawasan, sejak pembelian bahan baku
sampai makanan dinikmati penerima manfaat.
“Pemerintah berkomitmen menjaga kualitas Program Makan Bergizi Gratis, dengan terus
melakukan evaluasi dan perbaikan SOP, serta peningkatan pengawasan. Kami berharap
Program ini terus berjalan dengan baik dan dapat mewujudkan instruksi Presiden Prabowo Subianto agar pada November 2025, target 82,9 juta penerima manfaat tercapai,” kata Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Adita Irawati, saat kunjungan kerja ke SPPG Lapas Kelas I Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/5/2025).
Dalam kunjungan ini, Adita berbincang dengan Kepala SPPG Ryan Putra dan Ahli Gizi Syifa Dzikra Noer Hakim, terutama terkait operasional SPPG agar kualitas makanan terjaga.
Baca Juga: Industri Kosmetik Bukan Lagi Pelengkap Gaya Hidup
Peraturan yang wajib ditaati semua orang yang masuk ke area SPPG, seperti penggunaan
masker, penutup kepala, dan sarung tangan. Bahkan, sekarang pegawai di SPPG Lapas
Kelas I Sukamiskin wajib menggunakan seragam lengan panjang.
Syifa mengatakan, ahli gizi sudah menetapkan spesifikasi bahan baku yang layak untuk
dimasak untuk MBG. SPPG juga menempatkan satu orang sebagai pengawas kualitas
bahan baku.
Bahan baku yang sudah lolos quality control akan dibersihkan, kemudian
dimasak. SPPG juga menetapkan SOP pembelian bahan baku setiap hari untuk menjamin
kualitas tetap segar.
Baca Juga: Pemkab Badung Serahkan Bansos kepada Warga Terdampak Kebakaran di Kapal
Setelah makanan matang, ahli gizi akan mencicipi. Proses ini juga penting untuk
mengetahui apakah makanan layak dikonsumsi, baik dari tingkat kematangan maupun rasa.
“Tidak boleh terlalu pedas, terlalu asin, atau terlalu manis. Kami ingin makanan bisa
dinikmati anak-anak. Selain saya, juga ada relawan yang mencicipi,” kata Syifa.
Kemudian makanan dikemas menggunakan ompreng/tempat makan tertutup. Setelah itu,
ompreng dimasukkan ke kotak besar. Makanan dikirim menggunakan mobil boks ke
sekolah.
Baca Juga: Cegah Stunting di Desa Gulingan, Dinas Perikanan Badung Gelar Gemarikan
Sebelum makanan dinikmati anak-anak, guru akan mencicipi untuk memastikan
kelayakan.
“Jadi, guru juga mengecek makanannya apakah kualitasnya masih baik atau tidak ketika
sampai di sekolah. Karena kalau di sini kita coba, memang masih baik, tapi dalam
perjalanan kita tidak tahu. Jadi untuk memastikan, kita minta guru untuk mengecek juga
apakah makanan masih layak dimakan atau tidak,” ujar Syifa.
Mendengar penjelasan Syifa, Adita mengatakan, pada prinsipnya jelas pelaksanaan
Program MBG mendapat pengawasan secara khusus dan ketat, sejak pembelian bahan
baku, dimasak, dikemas, dikirim, sampai makanan dinikmati anak-anak.
Baca Juga: Tim Gabungan Gelar Sidak di Jalan Mahendradata, 5 Truk Ditindak Akibat Parkir Sembarangan
“Tentu perbaikan-perbaikan harus terus kita lakukan. Pemerintah melalui Badan Gizi
Nasional dan seluruh kementerian/lembaga terkait, berkomitmen untuk terus memperbaiki program ini, sehingga cita-cita mulia Presiden Prabowo, dari Program MBG dapat terwujud lahirnya generasi emas untuk mencapai visi Indonesia emas 2045. Mari terus kita dukung program ini,” tegas Adita. (*)