Kupang, warnaberita.com - Dalam rangka memperkuat peran perguruan tinggi sebagai penggerak pembangunan daerah, khususnya di kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, melakukan kunjungan kerja ke Universitas Nusa Cendana (Undana), Kamis (17/4/2025).
Dilansir dari laman Kemdiktisaiantek.go.id, kunjungan ini menjadi bagian dari upaya strategis Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dalam menyelaraskan kebijakan pendidikan tinggi dengan arah pembangunan nasional berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bria Yuliarto menekankan pentingnya peran dosen dan kampus dalam menjawab tantangan era disrupsi.
Baca Juga: Pelunasan Bipih Tahap II Diperpanjang
Dia menyebut bahwa perubahan teknologi, termasuk perkembangan quantum computing, akan secara drastis memengaruhi tatanan kehidupan.
Karenanya dia menegaskan bahwa kampus harus menjadi pusat budaya ilmiah, riset, dan inovasi.
“Disrupsi adalah peluang. Negara-negara maju mengandalkan pengetahuan dan teknologi. Kampus, khususnya dosen, adalah lokomotif dari perubahan itu, dan mahasiswa adalah bahan bakarnya. Budaya riset, kolaborasi, dan inovasi harus ditumbuhkan agar kampus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi,” kata Brian.
Baca Juga: Telkomsel Hadirkan Bundling Eksklusif untuk iPhone 16, Cek Penawarannya
Dia juga menggarisbawahi pentingnya pengembangan industrialisasi berbasis riset, khususnya hilirisasi mineral yang menjadi keunggulan Indonesia, serta pentingnya membangun triple helix yang melibatkan kampus, industri, dan pemerintah daerah, termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kita harus membangun industrialisasi agar Indonesia bisa sejajar dengan negara maju. Industrialisasi ini harus berbasis pada pengetahuan dan teknologi, dan kuncinya ada pada kampus-kampus. Kolaborasi antara kampus, industri, dan pemerintah daerah harus menjadi budaya kerja kita ke depan,” ujar Brian.
Lebih lanjut dikatakan Brian, pihaknya ingin memastikan bahwa pembangunan pendidikan tinggi tidak hanya terpusat di Pulau Jawa.
Baca Juga: Sepanjang 2024, Puluhan Ribu UMKM "Go Modern" Didukung Telkom
“Daerah-daerah terdepan seperti NTT justru harus menjadi prioritas karena potensinya besar. Program seperti revitalisasi kampus dan mentorship antarkampus ini kami dorong agar tidak ada lagi kesenjangan. Hasil riset dari kampus harus bisa menjawab kebutuhan masyarakat secara konkret,” imbuhnya.
Anggota Komisi X DPR RI, Anita Jacoba Gah, yang turut hadir dalam kunjungan tersebut menyampaikan dukungan penuh terhadap penguatan perguruan tinggi di wilayah NTT.
“Kami sedang menyusun Panitia Kerja (Panja) khusus perguruan tinggi. Saya minta kampus di NTT aktif memberikan masukan. Fokus Saya adalah menjawab kebutuhan pendidikan tinggi di wilayah ini. Anggaran akan ditambah jika permintaan daerah disampaikan secara tepat,” kata Anita.
Baca Juga: MBG Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Peternakan Sapi Perah Raih Keuntungan Signifikan
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi, Kementerian, dan DPR dalam mewujudkan sistem pendidikan tinggi yang inklusif dan berdampak.
Rektor Universitas Nusa Cendana, Maxs U. E. Sanam, menyambut baik kunjungan Menteri sebagai bentuk perhatian terhadap pembangunan pendidikan tinggi di timur Indonesia.
“Kunjungan ini adalah kehormatan bagi kami. Sesuai tagline ‘Undana Berdampak’, kami berkomitmen membangun kolaborasi dan berkontribusi nyata. Kami sudah mengembangkan riset energi terbarukan berbasis kayu bersama PLN. Dengan dukungan infrastruktur, kami bisa lebih fokus pada penguatan tridarma dan menjawab tantangan lokal,” jelas Maxs.
Baca Juga: Kulit Kepala Berminyak? Ini Cara Mengatasinya
Ia juga berharap dukungan kementerian dalam memperkuat kapasitas dan kolaborasi antarkampus di wilayah NTT, sehingga seluruh potensi daerah dapat dioptimalkan. (*)